Dampak MJO di Fase Awal La Nina, BMKG: Waspadai Potensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

18 Oktober 2020, 10:12 WIB
Ilustrasi hujan lebat disertai petir. /Pixabay

PR DEPOK - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau seluruh masyarakat untuk mewaspadai dampak hujan lebat yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia akibat pengaruh gelombang MJO (Madden Julian Oscillation) pada fase awal La Nina.

"Aktivitas La Nina dan MJO pada saat yang bersamaan ini dapat berkontribusi signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi Guswanto, dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

MJO merupakan fenomena gelombang atmosfer yang bergerak merambat dari barat ke timur dengan membawa massa udara basah.

Baca Juga: 2 Penelitian Terbaru Sebut Orang Golongan Darah O dan B Dirawat Lebih Singkat Jika Terpapar Covid-19

Masuknya aliran massa udara basah ini dapat meningkatkan curah hujan di daerah-daerah yang dilalui.

Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya aktivitas MJO di atas wilayah Indonesia yang merupakan klaster awan berpotensi hujan.

Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan terjadi peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir disertai angin kencang.

Baca Juga: Synchronize Fest 2020 Disiarkan di SCTV November Mendatang, Hadirkan 29 Musisi Lintas Generasi

Pada periode 18 sampai 24 Oktober 2020 dampak MJO berpotensi terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Selain itu, kondisi yang sama juga berpotensi terjadi di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.

Sebelumnya, BMKG telah menginformasikan bahwa saat ini tengah terjadi fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang (moderate).

Baca Juga: Jawa Barat Kembali Waspada Adanya Potensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir

Pemantauan BMKG indikator laut dan atmosfer menunjukkan suhu permukaan laut mendingin minus 0,5 hingga minus 2,5 derajat Celcius selama tujuh dasarian terakhir (70 hari), diikuti oleh dominasi aliran zonal angin timuran yang merepresentasikan penguatan angin pasat.

La Nina yang terjadi pada periode awal musim hujan ini berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah di Indonesia.

La Nina berdampak pada curah hujan di Indonesia yang tidak seragam, baik secara spasial maupun temporal, bergantung pada musim/bulan, wilayah, dan kekuatan La Nina.

Baca Juga: Lama Tak Muncul, Menkes Terawan Dijadwalkan Hadir dalam Webinar Peringatan HUT Golkar Pekan Depan

Sementara itu, selain pengaruh sirkulasi angin monsun dan anomali iklim di Samudera Pasifik, penguatan curah hujan di Indonesia juga turut dipengaruhi penjalaran gelombang atmosfer ekuator dari barat ke timur berupa gelombang MJO dan Kelvin, atau dari timur ke barat berupa gelombang Rossby.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler