Singgung Simpatisan Rizieq Shihab, Menag: Tidak Boleh Ada Kelompok yang Unjuk Kekuatan

17 November 2020, 16:16 WIB
Simpatisan memadati Markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat untuk menghadiri acara Maulid Nabi. /Youtube Front TV

PR DEPOK - Indonesia merupakan negara besar dengan banyak keberagaman di dalamnya.

Semboyan Bhineka Tunggal Ika seharusnya tetap dipegang teguh masyarakat Indonesia dalam kondisi dan situasi apapun agar kesatuan dan persatuan bangsa tetap utuh terjaga.

Keberagaman ini juga selayaknya untuk disyukuri dengan saling menghargai segala perbedaan dan keragaman, bukan untuk saling mencela terlebih unjuk kekuatan.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Makam Imam Samudera Dipindahkan Akibat Proyek Pelebaran Jalan

Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi menyampaikan hal yang senada, bahwa kebhinekaan Indonesia harus disyukuri dan dirawat dengan sepenuh hati.

"Mari bersyukur atas kebhinekaan kita, dan merawatnya dengan penuh kebahagiaan dan sukacita," kata Fachrul Razi seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari PMJ News.

Fachrul Razi menegaskan, tak boleh ada kelompok yang merasa hebat di Indonesia.

Baca Juga: PSSI Terbitkan SK, Kompetisi Liga 1 dan 2 Resmi Tidak Akan Digelar Kembali Tahun 2020

Terlebih dengan unjuk kekuatan sehingga tidak menghormati aturan yang ada.

Hal ini lantaran menurut Fachrul, hal tersebut bukanlah ciri khas masyarakat Indonesia melainkan akan merusak kehidupan bangsa.

"Indonesia milik kita, tidak boleh ada kelompok orang yang merasa hebat lalu unjuk kekuatan dengan tidak menghormati aturan yang ada. Itu bukan gaya masyarakat Indonesia dan bisa merusak sendi kehidupan berbangsa," imbuh Fachrul.

Baca Juga: 65 Orang Positif Covid-19, WHO Lakukan Penyelidikan Potensi Klaster di Kalangan Stafnya

Fachrul juga mengajak masyarakat Indonesia untuk menunjukkan sikap yang santun dan terpuji seperti yang diajarkan dalam semua agama yang ada di Indonesia.

"Mari tunjukkan akhlak mulia yang diajarkan setiap agama," ucapnya.

Selain itu, Menag juga mengajak setiap umat di Indonesia untuk saling merangkul dan menjaga kesatuan dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta menjaga kebhinekaan di tengah keberagaman yang ada di Indonesia.

Baca Juga: Untuk Rampungkan Pembangunan Proyek Tol Trans Sumatra Tahap I, HK Butuhkan Dana Rp80,5 Triliun

"Ajak umat untuk bersama, bergandengan tangan menjaga NKRI dan kebhinekaan Indonesia," sambungnya.

Menag menyampaikan, seberapa besar jumlah masyarakat yang tergabung dalam kelompok-kelompok yang ada Indonesia, bukan digunakan untuk menunjukkan kekuatan. Akan tetapi dimanfaatkan untuk meneguhkan kedamaian dan ketenangan di NKRI.

"Jumlah yang ada bukan untuk unjuk kekuatan, tapi untuk dioptimalkan dalam meneguhkan cinta kedamaian dan ketenangan dalam negara NKRI," kata Menag.

Baca Juga: Ajak Masyarakat tak Terprovokasi, PBNU: Oknum yang Ganggu Keutuhan NKRI Jadi Musuh Bersama Bangsa RI

Menag mengimbau, agar jangan sampai ada narasi-narasi provokasi yang memicu sentimen keagamaan.

Justru masyarakat diajak untuk memberikan teladan demi menjaga persatuan.

"Jangan teriakkan hal-hal yang memicu sentimen keagamaan dan pemahaman agama. Mari kedepankan keteladanan untuk tegaskan persatuan," tutur Menag.

Baca Juga: Pemerintah Targetkan Vaksinasi Covid-19 untuk 107 Juta Penduduk, Berikut Detail Sasarannya

Sebelumnya, imam besar sekaligus pendiri ormas Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menyelenggarakan sejumlah acara salah satunya melaksanakan acara pernikahan putrinya di Petamburan, Jakarta dengan mengundang sejumlah 10.000 tamu undangan.

Gelaran sejumlah acara yang dilakukan oleh Rizieq Shihab, telah dinyatakan melanggar protokol kesehatan Covid-19 dan berpotensi menimbulkan klaster baru.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler