Uji Klinis III Vaksin Covid-19 Sinovac, Wiku Adisasmito Klaim Tidak Hasilkan Efek Samping Serius

19 November 2020, 18:30 WIB
Jubir Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito.* /Dok. Satgas Penanganan Covid-19./

PR DEPOK – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyebutkan tidak ada efek samping serius ataupun Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) berbahaya dalam uji klinis III vaksin dari perusahaan farmasi asal Tiongkok, Sinovac.

Diketahui, uji klinis tersebut dilakukan pada 1.620 individu yang menjadi relawan uji klinis III vaksin Covid-19.

“Hanya ditemukan gejala ringan seperti nyeri dan pegal otot pada tempat suntikan, dan tidak ditemukan efek samping serius karena vaksin atau vaksinasi,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito pada Kamis, 19 November 2020 dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: Soal Instruksi Pencopotan Daerah dari Tito Karnavian, DPRD DKI: Harus Diskusi Dulu dengan Ahli HTN

Sejak Agustus 2020, Sinovac bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) dan PT Bio Farma Persero dalam melakukan uji klinis tahap III vaksin Covid-19 dengan sampel 1.620 relawan di Bandung, Jawa Barat.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan uji klinis vaksin tersebut dan juga status kehalalan vaksin itu.

“Kami akan terus memantau perkembangan uji klinis dan perkembangan status halalnya,” ucapnya.

Mengenai kandidat vaksin yang nantinya akan digunakan pemerintah, Wiku menerangkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terus mengawasi proses pengadaan vaksin Covid-19 dari berbagai pihak.

Baca Juga: Gambar yang Dilihat Pertama Ungkapkan Kepribadian Anda dalam Jatuh Cinta

Pemerintah juga akan bersikap transparan terkait proses pengadaan vaksin Covid-19 tersebut.

Presiden Joko Widodo menargetkan penyuntikan vaksin atau vaksinasi di Indonesia akan dilakukan pada akhir 2020 atau awal 2021.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan hanya vaksin Covid-19 yang masuk dalam daftar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang akan didistribusikan pemerintah kepada masyarakat.

Selain Sinovac, Indonesia juga menjalin kerja sama pengadaan vaksin dengan perusahaan teknologi G-24 asal Uni Emirat Arab (UAE) dan juga dengan perusahaan AstraZeneca.

Baca Juga: Masih Alami Lonjakan Kasus Covid-19, Masyarakat Kota Besar di Eropa Ingin Pindah ke Kota Kecil

Akan tetapi, dalam dua pekan terakhir, dua kandidat vaksin dari dua perusahaan farmasi asal AS dilaporkan memiliki tingkat efektivitas menangkal Covid-19 hingga lebih dari 90 persen.

Sebagaimana diberitakan, dua korporasi farmasi asal AS itu adalah Moderna dan Pfizer.

Indonesia menyatakan bersikap terbuka mengenai peluang kerja sama pengadaan vaksin terhadap Moderna dan Pfizer.

“Intinya, pemerintah terbuka dengan kandidat vaksin mana pun, tanpa lengah dalam memutuskan untuk melakukan kerjasama, karena penetapan kandidat vaksin ini harus melalui proses pengawalan oleh BPOM dan dikaji dengan dasar-dasar saintifik,” ujar Wiku pada Selasa, 17 November 2020 lalu.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler