Ditangkap Densus 88, Zulkarnaen Disebut-sebut Jadi Salah Satu Perwakilan Al-Qaeda di Asia Tenggara

- 13 Desember 2020, 23:21 WIB
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan.
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan. /ANTARA/HO-Humas Polri./

PR DEPOK - Pada Kamis 10 Desember 2020, Densus 88 Antiteror berhasil menangkap Zulkarnaen yang merupakan pemimpin militer jaringan Jemaah Islamiyah dan terkait dengan Al-Qaeda yang lolos dari penangkapan sejak 2003 silam.

Zulkarnaen atau Aris Sumarsono ditangkap dalam penggerebekan di sebuah rumah di Kabupaten Lampung Timur, Lampung.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa Zulkarnaen diduga terlibat dalam pembuatan bom yang digunakan dalam serangkaian serangan.

Baca Juga: 4 Pelaku Penyebar Video Ancaman kepada Mahfud MD Diringkus, Polda Jatim: Mereka Mengaku Anggota FPI

Beberapa serangan tersebut yaitu bom Bali tahun 2002 silam yang menewaskan 202 orang, sebagian besarnya merupakan wisatawan asing termasuk 88 warga Australia. Lalu, dalam serangan tahun 2003 di hotel JW Marriott di Jakarta, yang menewaskan 12 orang.

Ahmad juga menjelaskan bahwa Zulkarnaen merupakan seorang ahli biologi yang ikut serta dalam militan Indonesia pertama yang pergi ke Afghanistan untuk pelatihan.

Dia juga dituduh menyembunyikan Upik Lawanga yang merupakan pembuat bom lain dan anggota Jemaah Islamiyah.

Baca Juga: Komentari Video Salat Berjemaah Habib Rizieq dan Penyidik, Muannas Alaidid: Indahnya Kebersamaan

Upik Lawanga sendiri ditangkap oleh polisi di Lampung pekan lalu. Dia telah lolos dari penangkapan sejak 2005 lalu setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam serangan yang menewaskan lebih dari 20 orang di Poso, Sulawesi.

"Dia (Zulkarnanen) ditahan dan diperiksa penyidik," kata Ahmad menambahkan.

Keberadaan Zulkarnaen tersebut diketahui dari hasil interogasi polisi pada beberapa tersangka militan yang ditangkap pada akhir bulan lalu.

Baca Juga: Habib Rizieq Resmi Ditahan oleh Polisi, Aa Gym: Sangat Sedih, Rasanya Tidak Terima

Diketahui sebelumnya, sejak mei 2005, Zulkarnaen sudah terdaftar dalam daftar sanksi al-Qaeda oleh dewan keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena dikaitkan dengan Osama bin Laden atau Taliban.

Dewan Keamanan PBB menyebutkan bahwa Zulkarnaen adalah salah satu perwakilan al-Qaeda di Asia Tenggara dan salah satu orang Indonesia yang pernah berhubungan langsung dengan jaringan Bin Laden, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.

Zulkarnaen juga dikabarkan memimpin pasukan pejuang yang dikenal sebagai Laskar Khos, atau Pasukan Khusus.

Baca Juga: Luhut Ungkap Alasan Jokowi Enggan Disuntik Vaksin Lebih Dulu, Hidayat Nur Wahid: Sangat Disayangkan

Pasukan Khusus tersebut merekrut sekitar 300 orang Indonesia yang dilatih di Afghanistan dan Filipina.

Tak hanya itu, ia juga menjadi kepala operasi Jemaah Islamiyah setelah pendahulunya, Encep Nurjaman, atau yang dikenal Hambali, yang ditangkap pada 2003 silam di Thailand.

Pada dekade selanjutnya, pasukan keamanan Indonesia menghancurkan jaringan Jemaah Islamiyah yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) dan Australia, dengan membunuh para pemimpin dan pembuat bom serta menangkap ratusan militannya.

Baca Juga: Sinopsis Film Truck, Kisah Supir Truk Terjebak Tugas yang Menjadi Mimpi Buruknya

Untuk diketahui, serangan di Bali yang terjadi pada 12 Oktober 2002 telah menewaskan banyak korban dari 21 negara.

Jumlah korban yang gugur tersebut adalah 88 warga Australia, 38 warga Indonesia, 28 warga Inggris, dan 7 warga AS.

Saat itu, seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di dalam Paddy's Bar di Kuta, Bali. Sedangkan pelaku bom bunuh diri lainnya meledakkan bom mobil di jalan di depan Sari Club, seberang Paddy's bar. Lalu, sebuah bom tambahan diledakkan di depan konsulat AS di Denpasar.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah