Debit Air Aliran Sungai Gunung Semeru Meningkat, BPBD Ungkap Potensi Terjadinya Banjir Lahar Dingin

- 14 Desember 2020, 07:45 WIB
Warga melihat lahar dingin Gunung Semeru di Jembatan Piket Nol, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu 12 Desember 2020.
Warga melihat lahar dingin Gunung Semeru di Jembatan Piket Nol, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu 12 Desember 2020. /Seno/ANTARA

PR DEPOK - Debit air di daerah aliran sungai (DAS) Gunung Semeru meningkat hingga terjadi banjir lahar dingin akibat hujan deras mengguyur Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Minggu.

"Memang ada kenaikan debit air di DAS yang dialiri lahar dingin Gunung Semeru di Curah Kobokan, namun masih terpantau aman dan hujan sudah reda," kata Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswonyo seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Ia mengatakan, setiap turun hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro dipastikan akan terjadi banjir lahar dingin yang melanda DAS Gunung Semeru.

Baca Juga: HRS Ditahan Polisi, Politisi Gerindra Ini Bersedia Jadi Penjamin Penangguhan Penahanan Habib Rizieq

"Terjadinya potensi lahar dingin tersebut akibat curah hujan dengan intensitas tinggi dan merata yang mengenai sisa-sisa material yang berada di Curah Koboan, Sumbersari dan Bondeli," tuturnya.

Wawan mengatakan ada lima tim yang melakukan pemantauan di DAS sepanjang aliran lahar dingin Gunung Semeru dan selalu melaporkan ke posko induk di Dusun Kamar Kajang.

"Ketika hujan deras mengguyur, semua warga yang berada di sekitar DAS mengungsi di posko-posko pengungsian yang sudah disediakan," ucapnya.

Baca Juga: Ancam Penggal Polisi karena Telah Menahan Habib Rizieq, Seorang Pemuda Diringkus Polda Metro Jaya

Setiap sore, lanjut dia, warga yang berada di daerah rawan diterjang aliran lahar dingin Gunung Semeru selalu mengungsi ke posko dan mereka kembali ke rumahnya pada pagi hari.

"Awan panas guguran sempat terpantau kembali meluncur dari puncak kawah, namun luncuran tersebut masih dalam batas aman dan jauh dari pemukiman," ujarnya.

Dirinya juga mengingatkan warga di lereng Gunung Semeru untuk meningkatkan kewaspadaannya terkait dengan potensi awan panas guguran dan lahar dingin yang bisa terjadi sewaktu-waktu saat hujan deras.

Baca Juga: Ditangkap Densus 88, Zulkarnaen Disebut-sebut Jadi Salah Satu Perwakilan Al-Qaeda di Asia Tenggara

Saat ini, status Gunung Semeru pada level II atau waspada, sehingga masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak dan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.

"Masyarakat juga diimbau mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan masyarakat diminta untuk menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi.

Baca Juga: 4 Pelaku Penyebar Video Ancaman kepada Mahfud MD Diringkus, Polda Jatim: Mereka Mengaku Anggota FPI

"Perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan dan wewaspadai ancaman lahar di alur sungai yang berhulu di Gunung Semeru, karena banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk," ujarnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x