7 Prinsip Teladan Syekh Ali Jaber, Ulama Pembawa Pesan Damai hingga Dicintai oleh Banyak Pendeta

- 14 Januari 2021, 20:07 WIB
Syekh Ali Jaber meninggal dunia di usia ke-44 tahun.
Syekh Ali Jaber meninggal dunia di usia ke-44 tahun. /Instagram.com/@syekh.alijaber/

PR DEPOK – Indonesia kembali berduka karena baru saja kehilangan salah satu ulama muslim terbaik asal Madinah, Syekh Ali Jaber.

Beliau dikabarkan meninggal dunia dalam usia 44 tahun pada Kamis, 14 Januari 2021, sekira pukul 8.30 WIB.

Syekh Ali Jaber memulai dakwahnya di Indonesia pada 2008 silam. Karena mantap untuk tinggal dan berdakwah di Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menganugerahinya kewarganegaraan Indonesia pada tahun 2012 lalu.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Kenang Sosok Syekh Ali Jaber: Belum Pernah Kehilangan Orang yang Begitu Luar Biasa

Syekh Ali Jaber sempat menjadi sorotan ketika mengalami penusukan pada saat dirinya berdakwah di Bandar Lampung, 13 September 2020 lalu.

Beberapa waktu setelah pulih dari kejadian, beliau memberikan tanggapannya mengenai kasus tersebut dalam wawancara di kanal Youtube Deddy Corbuzier.

Jika umumnya seseorang akan marah jika ditimpa musibah seperti itu, justru beliau memberikan respon yang sangat menyentuh hati. Bahkan, banyak prinsip teladan yang akhirnya bisa dipelajari dari beliau dalam wawancara tersebut.

Keikhlasan dan sikap teladan beliau, bahkan sampai membuat beliau dicintai oleh banyak orang, bahkan pendeta sekalipun, yang notabene berbeda keyakinan dengannya.

Baca Juga: Donorkan Plasma Darah Usai Jadi Penyintas Covid-19, Anies Baswedan: Beruntung Saya Bisa Sembuh

“Saya alhamdulillah bersyukur, dengan kejadian ini banyak yang mengirim pesan, bahkan sampai pendeta-pendeta juga. (Mereka) mendoakan, memperhatikan kondisi dan keadaan saya,” ujar Syek Ali Jaber, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal Youtube Deddy Corbuzier.

Sebagai bentuk pembelajar hidup bagi kita semua, berikut 7 prinsip teladan dari Syekh Ali Jaber yang menyentuh dan bisa diterapkan dalam hidup kita:

1. Mendoakan ampunan dari Allah untuk orang yang salah kepadanya

Syekh Ali Jaber ditanya oleh Deddy Corbuzier tentang tanggapannya terhadap orang yang melakukan penusukan terhadap dirinya. Bukannya marah atau kesal, justru Syekh Ali Jaber malah mendoakan orang tersebut agar diampuni oleh Allah SWT.

Baca Juga: Terkenang Saat Bertemu di Acara Tausiyah, Ustaz Abdul Somad Tak Tanggapi Curhatan Syekh Ali Jaber

“Saya selalu berprinsip, orang yang salah sama saya, saya doain, ya Allah ampunilah dia. Kalo saya yang salah kepada dia, ya Allah ampunilah saya. Sudah selesai,” ujar Syekh Ali Jaber.

2. Melindungi orang yang berbuat jahat terhadap dirinya

Sikap yang luar biasa dan mengharukan terjadi saat insiden penusukan tersebut. Syekh Ali Jaber justru melindungi orang yang menusuknya agar tidak menjadi bulan-bulanan jamaah ceramahnya saat itu.

“Saya tidak suka balas dendam. Saya jujur saya, saat kejadian itu perasaan saya tenang, jiwa saya adem. Jadi, tidak merasa gelisah, tidak merasa trauma. Justru yang saya pikirkan adalah untuk selamatkan dia (pelaku penusukan),” ujar Syekh Ali Jaber.

Baca Juga: Sebut Jokowi Tak Tidur Nyenyak Usai Divaksin, Rocky Gerung: Dia Cemas, Ada Penolakan dari Publik

3. Tetap bersyukur ketika mendapat musibah

Syekh Ali Jaber mengajarkan prinsip yang sangat berharga untuk tetap bersyukur saat ditimpa musibah sekalipun. Bahkan dia tidak berprasangka apapun saat mengalami tindakan penusukan. Yang dia lakukan hanya tetap bersyukur kepada Allah, sebab beliau berpsinrip, bahwa setiap kejadian merupakan takdir dari Allah.

“Saya mengucapkan apa yang saya pelajari ketika ditimpa musibah, Alhamdulillah, Innalillah wainnailaihi rojiuun. Itu aja yang saya lakukan. Saya tidak berpikir itu siapa, apa motifnya, apa urusannya, apa alasannya, tidak berpikir itu semua."

“Saya pikir ini takdir dari Allah, Alhamdulillah. Ya Allah ini dari-Mu, Alhamdulillah. Innalillah wainnailaihi rojiuun. Itu saya yang saya ucapkan," katanya menambahkan.

Baca Juga: Ribka Tjiptaning Tolak Disuntik Vaksin, Hasto: Maksud Dia, Negara tak Boleh Berbisnis dengan Rakyat

4. Tidak mudah berprasangka dan tidak mudah menyalahkan orang lain

Deddy sempat bertanya pada Syekh Ali Jaber, apakah beliau sempat berpikir bahwa ada kepentingan pihak lain di balik kasus yang menimpanya tersebut. Namun, Syekh Ali justru tidak ingin menyalahkan siapapun, dan menganggap kasus tersebut adalah kasus pribadinya.

“Ini kasus saya. Saya anggap ini kejadian karena takdir Allah. Saya tidak mau dikaitan dengan gerakan manapun, atau politik, atau isu apapun.Saya belajar harus berbaik sangka,” kata Syekh Ali Jaber.

5. Membela kepentingan masyarakat luas daripada pribadi termasuk masyarakat non muslim

Baca Juga: Bandingkan Vaksinasi Jokowi dan PM Singapura, Rocky: Dokter Nggak Gemetar Kalau Suntik Pakai Pfizer

Syekh Ali Jaber yang merupakan salah satu ulama besar dan tentunya memiliki pengaruh yang bisa menggerakkan ummat, justru menolak untuk melibatkan orang lain dalam kasusnya.

“Kalo sekarang saya tidak terima, saya marah, ayo kita aksi, ayo kita bela ini, terus ujungnya apa? Banyak orang yang terganggu aktifitasnya, banyak orang bisa meninggalkan kepentingan keluarganya, bahkan sampai tertanggu fasilitas-fasilitas ibadahnya, baik yang muslim maupun non-muslim,menganggu aparat keamanan, membebankan pemerintah, bahkan mendorong masyarakat untuk berbuat yang tidak tahu hasilnya apa.”

“Saya lebih baik korban sendiri daripada korban umat. Saya tidak mau kasus ini dimanfaatkan oleh apapun dan siapapun, bahkan agama,” katanya melanjutkan.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Syekh Ali Jaber Pernah Bilang Ingin Dimakamkan di Lombok NTB

6. Semua tujuan hanyalah ridho Allah SWT

Syekh Ali Jaber juga memberikan pelajaran yang sangat menggetarkan hati tentang prinsip yang dia pegang dalam hidup dan berdakwah.

“Sebenarnya kita mau cari apa? Di dunia ini kita mau cari apa? Saya punya prinsip. Saya berdakwah kemanapun, saya selalu punya satu tujuan, ridho Allah.”

“Jamaah senang, tidak senang, suka, tidak suka, bukan target saya. Target saya, Ridho Allah. Jamaah puji, jamaah caci-maki, saya ga peduli. Namanya manusia, pasti jika dipuji tinggi hati, kalo dicaci akan merasa jatuh. Kalo kita bisa menjadikannya sama saja, tenang kita.”

“Kalau dipuji Alhamdulillah, nikmat dari Allah. Kalo dimaki, Allah takdirkan itu ujian,” ujar Syekh Ali.

Baca Juga: Bandingkan Vaksinasi Jokowi dan PM Singapura, Rocky: Dokter Nggak Gemetar Kalau Suntik Pakai Pfizer

7. Belajar untuk berpasarah diri dengan sebenar-benarnya

Syekh Ali Jaber mengajarkan untuk sepenuhnya berserah diri kepada Allah.

“Kita harus belajar berpasrah diri pada Allah. Jangan kita hanya berbicara seperti di doa iftitah (dalam solat). Innasholati (solatku), wanusukii (ibadahku), wamahyaaya (hidupku), wamamaati (dan matiku), lillaahi rabbil aalamiin (hanya untuk Allah Tuhan Semesta Alam). Mana buktinya?”

“Di sehari-hari, beraktifitas, di situ akan terlihat buktinya,” ujar Syekh Ali.

Syekh Ali Jaber juga mengajarkan untuk bisa menujukkan kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.

Baca Juga: Raffi Ahmad Abai Prokes, dr. Tirta: Ini Kasus Menjadi Serius, Dengar-dengar Istana Sedang Rapat

“Allah tidak menerima dari ucapan saja. Banyak orang berkata aku cinta Nabi Muhammad, coba kita lihat, perilakunya (seperti) Nabi Muhammad tidak?.”

“Kita pandai berbicara, pintar berbicara, bisa mengambil kalimat yang terbagus, kalimat yang terindah, tapi kalo perilaku kita ga pas, perilaku kita ga baik? Buat apa?,” ucap Syekh Ali.

Itulah 7 prinsip teladan yang beliau ajarkan kepada kita. Kini, ulama sekaligus guru besar kita, Syekh Ali Jaber, telah berpulang. Namun, ilmu dan sikap teladannya masih akan tetap hidup bersama kita.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Youtube Deddy Corbuzier


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x