Pemerintah Janjikan Ekonomi Indonesia Akan Pulih hingga 5,5 Persen, Rizal Ramli: Itu Cuma Angin Surga

- 26 Januari 2021, 18:50 WIB
Ekonom senior, Rizal Ramli.
Ekonom senior, Rizal Ramli. /Twitter/@RamliRizal

PR DEPOK - Setelah Indonesia dilanda bencana pandemi Covid-19, banyak sektor yang terkena dampak parah salah satu sektor yang sangat terdampak adalah ekonomi. 

Dengan diberlakukannya beberapa kebijakan demi menyelesaikan wabah Covid-19, masalah ekonomi makin terjadi di masyarakat. 
 
Meski begitu, pemerintah selalu meyakinkan bahwa ekonomi Indonesia akan segera pulih.
 
 
Menanggapi kondisi tersebut, pakar ekonomi Rizal Ramli memberikan pandangannya melalui sebuah video yang diunggah oleh kanal YouTube UI Watch. 
 
Rizal Ramli mengungkapkan, banyak orang yang menanyakan padanya terkait ekonomi Indonesia yang dikatakan akan pulih, bahkan hingga 5,5 persen. 
 
"Banyak yang bertanya kira-kira ekonomi tahun ini bagaimana, apakah betul bisa ekonomi Indonesia pulih seperti pernyataan pemerintah? tahun ini ini bakal pulih 5,5 persen," kata Rizal Ramli seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com pada Selasa 26 Januari 2021.
 
 
Lalu, ia menjawab bahwa janji tersebut merupakan angin surga karena menurutnya tahun ini dalam keadaan krisis akibat pandemi tidak mungkin ekonomi Indonesia bisa pulih hingga 5,5 persen.
 
"Saya ingin mengatakan itu cuman angin surga. Tahun ini tidak mungkin ekonomi Indonesia pulih sampai 5,5 persen," ucapnya menambahkan.
 
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Rizal Ramli karena menurutnya ekonomi Indonesia sebelum dilanda pandemi Covid-19 saja tidak mencapai 5,1 persen. 
 
"Karena sebelum Covid aja ekonomi kita maksimum hanya rata-rata 5.1 persen. Kok bisa Covid masih naik, masih meningkat, udah janjiin angin surga 5,5 persen," ujar Rizal Ramli.
 
Dia juga mengatakan bahwa krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia saat ini lebih parah daripada krisis yang terjadi pada tahun 1998.
 
Selain itu, krisis saat ini juga terjadi salah satunya karena negara sudah terlalu banyak hutang lantaran setiap tahunnya hutang tersebut bertambah.
 
"Kita ini sudah terlalu banyak utang, selama 6 tahun pemerintahan Jokowi. Setiap tahun hutangnya nambah, dan selama 6 tahun itu terjadi primary balance (keseimbangan primer) nya negatif. Artinya neraca primer negatif," katanya menjelaskan.
 
Kemudian ia mengungkapkan maksud dari pemaparannya tersebut terkait utang yang dipinjam oleh negara saat ini.
 
"Artinya untuk membayar bunga saja, itu harus meminjam. Makin lama makin besar, setiap bayar untuk bunga misalnya tahun ini, Rp345 triliun bunganya doang, itu harus minjam lagi," ucap Rizal Ramli.
 
Kemudian, ia juga mengkritik bahwa pemerintah saat ini tidak mempunyai skala prioritas dalam menangani krisis ekonomi yang terjadi saat ini.
 
Menurutnya, pemerintah di masa pandemi ini malah fokus pada pembangunan infrastruktur yang hanya mengungungkan beberapa pihak saja.
 
"Tetapi yang terjadi di pemerintah tidak ada prioritasnya, tetep aja ada proyek bangun ini, proyek bangun itu, dan sebagainya karena udah kebiasaan setiap pembangunan infrastruktur pasti ada uang sogokannya," ucapnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x