Network
PR DEPOK - Kisruh yang terjadi di Partai Demokrat kini dikaitkan dengan kemungkinan ambisi Jokowi untuk menjabat selama 3 periode.
Pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago, memaparkan dugaannya bahwa pengambilalihan Partai Demokrat dari kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini dilakukan demi memuluskan agenda presiden untuk menjabat selama 3 periode.
"Demokrasi diambil, partai demokrat diambil (power crime), oposisi diambil, punya pandangan politik berbeda diambil, kebebasan sipil, berbicara berpendapat, berkumpul & berorganisasi juga pada waktunya diambil (power grab) Demi agenda jabatan presiden 3 periode? MENUNGGU GILIRAN," ujar Pangi dalam cuitan di akun Twitter pribadinya @pangisyarwi1, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Lebih lanjut, Pangi Syarwi juga masih meyakini bahwa istana terlibat dalam mendesain Kongres Luar Biasa (KLB) yang diadakan di Deli Serdang, Sumatra Utara.
Keyakinannya ini dipicu oleh fakta bahwa Moeldoko belum juga dipecat dari jabatan sebagai Kepala Staf Presiden (KSP) serta sikap Presiden Jokowi yang masih diam seribu bahasa.
"Saya masih meyakini Istana terlibat desain KLB Demokrat, alasannya Moeldoko belum juga dipecat tidak hormat, Presiden belum bicara, ngak bunyi sampai hari ini, janji mengayomi dan melindungi partai politik," katanya dalam cuitan berbeda.
Menurutnya, jika presiden sudah memecat Moeldoko dan memberikan pernyataan resmi tentang KLB Deli Serdang, ia mungkin akan mempercayai bahwa istana tidak terlibat.
"Kalau presiden sudah melakukan 2 hal tadi, boleh jadi tidak terlibat," tutur Pangi.
