Pengamat politik yang juga seorang filsuf itu mengatakan bahwa tidak mungkin Presiden secara terang-terangan mengakui bahwa dirinya menginginkan jabatan tiga periode.
"Ya kan nggak bisa, nggak mungkin kan. Jadi beliau terpaksa mesti zig-zag itu, apalagi setelah dijewer oleh Amien Rais. Tentu ada perkembangan lain yang menunjukkan bahwa beberapa pihak ingin untuk nempel terus kepada Jokowi dengan mengajukan tiga periode," katanya menerangkan.
Tak hanya itu, Rocky Gerung juga menilai peristiwa KLB Demokrat di Sibolangit, Deli Serdang kembali mengingatkan publik untuk memikirkan bagaimana kekuasaan merencanakan pengendalian seluruh kekuatan bangsa.
Menurutnya, kudeta terhadap AHY di Sibolangit menunjukkan bahwa istana hanya bisa membongkar pasang kekuasaan, yang berarti saat ini kekuatan istana sudah benar-benar mengalami deinstitusionalisasi.
"Dan itu tergantung kepada siapa yang menjadi sponsor survei, siapa yang lagi lobi dengan oligarki, siapa yang berupaya untuk mendamaikan konflik di dalam rezim sendiri. Jadi kita nggak lihat satu sistem yang ada institusinya," ujar Rocky Gerung.
Dengan ambisi dari pihak-pihak tertentu yang berujung pada deinstitusionalisasi inilah, katanya, yang menandakan bahwa negara memang sedang tidak stabil.
Oleh karena itu, lanjut Rocky Gerung, tak heran jika isu tiga periode ini kembali muncul, dan bukan tidak mungkin isu ini akan berulang kali terangkat lagi ke publik.
Baca Juga: 50 Anggota DPR Fraksi Partai Demokrat Menyatakan Ikrar Setia Kepada AHY