Jangkar moral tersebut, menurut Rachland Nashidik, untuk mencegah terjadinya brutalitas politik seperti itu.
“Aktivis yang dulu melawan Orde Baru mestinya punya jangkar moral yang mencegahnya hanyut oleh brutalitas politik demikian,” ucap Rachland Nashidik mengakhiri.
Dalam demokrasi, berkubu pada Presiden Jokowi adalah pilihan politik. Absah. Lain hal mendukung, diam-diam atau aktif, ambil paksa Partai Politik orang lain. Aktivis yang dulu melawan Orde Baru mestinya punya jangkar moral yang mencegahnya hanyut oleh brutalitas politik demikian.— Rachland Nashidik (@RachlanNashidik) March 16, 2021
Untuk diketahui, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebelumnya dinilai kerap menuding pemerintah soal upaya pengambilalihan Partai Demokrat yang dilakukan oleh Moeldoko.
Bahkan, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly melontarkan pernyataan yang meminta agar kedua tokoh itu berhenti menuding bahwa pemerintah terlibat dalam kudeta Partai Demokrat tersebut.
“Tolong Pak SBY dan AHY jangan tuding-tuding pemerintah begini, pemerintah begini. Tunggu saja, kita objektif kok, jangan main serang-serang yang tidak ada dasarnya,” kata Yasonna.***