PR DEPOK – Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik masih menyinggung soal isu kudeta yang terjadi di tubuh Partai Demokrat.
Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, Rachland Nashidik mengatakan bahwa mendukung kubu Presiden Joko Widodo atau Jokowi adalah sah.
“Dalam demokrasi, berkubu pada Presiden Jokowi adalah pilihan politik. Absah,” kata Rachland Nashidik sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @RachlandNashidik.
Akan tetapi menurut Rachland Nashidik, hal itu berbeda jika suatu kelompok diam-diam melakukan pengambilalihan partai politik.
Apalagi, lanjut Rachland Nashidik, apabila kelompok tersebut secara aktif mendukung pengambilalihan itu.
“Lain hal mendukung, diam-diam atau aktif, ambil paksa Partai Politik orang lain,” ujarnya secara tegas.
Rachland Nashidik pun menyebut bahwa semestinya aktivis yang dulu melawan Orde Baru (Orba) memiliki jangkar moral.
Baca Juga: 50 Anggota DPR Fraksi Partai Demokrat Menyatakan Ikrar Setia Kepada AHY
Jangkar moral tersebut, menurut Rachland Nashidik, untuk mencegah terjadinya brutalitas politik seperti itu.
“Aktivis yang dulu melawan Orde Baru mestinya punya jangkar moral yang mencegahnya hanyut oleh brutalitas politik demikian,” ucap Rachland Nashidik mengakhiri.
Dalam demokrasi, berkubu pada Presiden Jokowi adalah pilihan politik. Absah. Lain hal mendukung, diam-diam atau aktif, ambil paksa Partai Politik orang lain. Aktivis yang dulu melawan Orde Baru mestinya punya jangkar moral yang mencegahnya hanyut oleh brutalitas politik demikian.— Rachland Nashidik (@RachlanNashidik) March 16, 2021
Untuk diketahui, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebelumnya dinilai kerap menuding pemerintah soal upaya pengambilalihan Partai Demokrat yang dilakukan oleh Moeldoko.
Bahkan, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly melontarkan pernyataan yang meminta agar kedua tokoh itu berhenti menuding bahwa pemerintah terlibat dalam kudeta Partai Demokrat tersebut.
“Tolong Pak SBY dan AHY jangan tuding-tuding pemerintah begini, pemerintah begini. Tunggu saja, kita objektif kok, jangan main serang-serang yang tidak ada dasarnya,” kata Yasonna.***