"klo harga beras mahal yg rakyat bisa ngamuk ke @jokowi jd impor beras itu penting,untuk beras jd murah," ucapnya.
Kemudian, Arief juga menceritakan peristiwa jatuhnya Presiden Soeharto karena harga sembako yang mahal di masa krisis ekonomi.
"97-98 Suharto jatuh krn sembako langka & mahal di saat krisis ekonomi," ujar Arief menambahkan.
Baca Juga: Kubu Moeldoko Gelar Konferensi Pers di Hambalang, Teddy Gusnaidi: Emang Kenapa? Gak Masalah Kan?
Berkaca dari peristiwa tersebut, ia menuturkan bahwa pihak yang menolak kebijakan impor beras sama saja dengan ingin melihat Jokowi jatuh seperti Soeharto.
"yg nolak impor beras kepingin jokowi jatuh," katanya.
Covid 19 sebabkan mayoritas pendapatan masyarakat menurun, klo harga beras mahal yg rakyat bisa ngamuk ke @jokowi jd impor beras itu penting,untuk beras jd murah. 97-98 Suharto jatuh krn sembako langka & mahal di saat krisis ekonomi. yg nolak impor beras kepingin jokowi jatuh— Arief Poyuono (@bumnbersatu) March 25, 2021
Seperti diberitakan sebelumnya, kebijakan impor beras itu dilakukan menurut Mendag untuk upaya berjaga-jaga sebagai pemenuhan stok di Bulog.
Muhammad Lutfi mengatakan bahwa daya serap gabah oleh Bulog pada Maret begitu rendah, di mana faktor musim hujan berdampak pada basahnya gabah.
"Jadi hitungan saya stok akhir Bulog yang 800 ribu, dikurangi stok impor 300 ribu ton. Berarti stok itu tidak mencapai 500 ribu ton, ini yang paling rendah dalam sejarah Bulog," kata Muhammad Lutfi.***