PR DEPOK - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti baru-baru ini menyoroti insiden bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, Kelurahan Baru, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Aksi bom bunuh diri yang terjadi pada pukul 10.20 WITA Minggu, 28 Maret 2021 lalu itu diketahui mengakibatkan dua pelaku tewas di tempat dan 20 orang korban mengalami luka-luka ringan hingga berat.
Melalui akun Twitter pribadinya, Susi Pudjiastuti menyatakan dengan tegas bahwa aksi teror itu tidak boleh membuat masyarakat Indonesia takut, apalagi mengalahkan persatuan bangsa.
"Aksi teror bom makasar tidak boleh membuat kita takut dan mengalahkan persatuan kita," kata Susi Pudjiastuti seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun @susipudjiastuti.
Selain mengimbau masyarakat untuk tak terprovokasi, Susi juga menyampaikan harapannya pada aparat keamanan agar pelaku yang terlibat dan jaringannya segera ditangkap.
Tak lupa ia juga mendoakan kesembuhan bagu para korban yang terdampak dari insiden tersebut.
"Semoga aparat segera bisa menangkap para pelaku & jaringannya. Kesembuhan segera untuk para korban," ucapnya.
Aksi teror bom makasar tidak boleh membuat kita takut dan mengalahkan persatuan kita. Semoga aparat segera bisa menangkap para pelaku & jaringannya. Kesembuhan segera untuk para korban. ????????— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) March 29, 2021
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi bom bunuh diri tersebut terjadi ketika para jemaat tengah melakukan ibadah Misa.
Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono, dua pelaku yang tewas di tempat merupakan sepasang suami istri yang baru menikah selama enam bulan.
Keduanya tampak datang ke lokasi menggunakan kendaraan sepeda motor matik bernomor polisi DD 5894 MD.
Baca Juga: Sama Seperti Indonesia, Dinas Perhubungan Malaysia Lakukan Razia Knalpot Bising
Kemudian, Argo Yuwono juga menyatakan bahwa pelaku telah terafiliasi dengan organisasi militan bernama Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang sebelumnya pernah melakukan aksi pengeboman di Jolo Filipina.
"Pelaku berafiliasi dengan JAD," kata Argo Yuwono.***