Kelelahan Berdiri Menanti Kedatangan Jokowi, Ratusan Pengungsi Bencana NTT Jalani Perawatan Medis

- 9 April 2021, 17:56 WIB
Presiden RI Joko Widodo mengunjungi salah satu wilayah terdampak banjir bandang, di Desa Amakaka, Ile Ape, NTT, Jumat 9 April 2021.
Presiden RI Joko Widodo mengunjungi salah satu wilayah terdampak banjir bandang, di Desa Amakaka, Ile Ape, NTT, Jumat 9 April 2021. /Antara/Biro Pers Sekretariat Presiden

PR DEPOK – Ratusan pengungsi bencana alam di kaki Gunung Ile Boleng, Flores Timur (NTT), harus menjalani perawatan medis usai kelelahan saat menanti kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Diketahui, pada Jumat 9 April 2021, Presiden Jokowi datang untuk meninjau sejumlah lokasi bencana alam di NTT, salah satunya di Kampung Lamanele, Desa Nelelamadike, Flores Timur.

Saat menanti kehadiran presiden di Kampung Lamanele, sedikitnya 156 korban bencana alam di pengungsian kaki Gunung Ile Boleng mengalami kelelahan dan harus menjalani perawatan medis.

Baca Juga: PKS Kritik Gus Yaqut Soal Doa Semua Agama, Dedek Prayudi Beri Pembelaan: Entah, PKS Gak Ngerti Toleransi atau…

Menurut Wakil Kepala Rumah Sakit Brimob Polri, Kompol Ari Nando Pratama di Posko Kesehatan Polri Nelelamadike, NTT, dari 156 pengungsi yang menjalani perawatan akibat kelelahan berdiri, beberapa di antaranya harus dirawat secara intensif.

“Yang banyak ini faktor kelelahan. Siang ini 156 orang kita layani dan ada 15 orang sedang dalam perawatan intensif,” kata Kompol Ari Nando Pratama sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Lebih lanjut, Ari mengatakan bahwa 156 penduduk yang dirawat di tenda posko adalah pengungsi dengan luka akibat bencana longsor di Kampung Lamanele.

Para pengungsi yang dirawat tersebut, menurutnya mengalami luka kaki yang robek, luka bernanah, hingga yang jatuh pingsan, akan tetapi memaksakan diri hadir ke lokasi penjemputan demi melihat Presiden Jokowi.

Baca Juga: Update Persebaran Covid-19 Depok, 9 April 2021: 43.412 Positif, 40.963 Sembuh, 852 Meninggal Dunia

Ari menduga bahwa kelelahan para pengungsi disebabkan karena berdiri di tengah terik matahari.

Cuaca di sekitar kaki Gunung Ile Boleng pada Jumat siang cukup terik. Cuaca di langit NTT berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menjadi 32 derajat Celcius.

Dengan demikian, ia tidak memungkiri bahwa faktor cuaca turut mempengaruhi stamina pengungsi selama berdiri sejak pagi hingga siang menanti kehadiran Presiden Jokowi.

“Faktor cuaca mempengaruhi. Ada yang jatuh luka dan robek. Kebetulan delapan yang terdata mengalami pingsan. Butuh penanganan penjahitan luka dan sebagainya,” katanya.

Baca Juga: Sebut Finansial ASN Pemprov DKI Sudah Terpenuhi, Anies Baswedan: Tidak Ada Lagi Alasan untuk Korupsi!

Sebelumnya, para pengungsi meninggalkan tenda pengungsian menuju ke lokasi kedatangan Presiden Jokowi yang berjarak 50 meter dari tenda.

Mereka meninggalkan Tenda Kesehatan Polri yang didirikan secara darurat dekat tenda pengungsian untuk merawat pengungsi dan warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat bencana.

Dalam menyambut kedatangan Presiden Jokowi, tidak hanya pengungsi, penduduk dari berbagai desa di sekitar kaki Gunung Ile Boleng juga hadir di lokasi, seperti Desa Hadubala, Lamanele, Lowoo Pao, Nobo Gaya, dan Lama Lakka.

Baca Juga: 163 Orang Meninggal Dunia di NTT Akibat Tanah Longsor dan Banjir Bandang, Terbanyak di Kabupaten Lembata

“Yang saya tahu, baru kali ini Pak Presiden Joko Widodo menginjakkan kaki di kampung kami. Makanya saya datang untuk lihat,” kata warga Kecamatan Witihama, Flores Timur, Willy Lamabelawa.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah