Tanggapi Pernyataan Warganet Soal Pembatalan Pengajian PT Pelni, Cholil Nafis: Gagal Ngisi Ceramah Itu Biasa

- 11 April 2021, 09:00 WIB
Ketua MUI Pusat, Cholil Nafis.
Ketua MUI Pusat, Cholil Nafis. /ANTARA/HO-MUI

PR DEPOK - Pembatalan pengajian Ramadhan di PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) baru-baru ini ramai diperbincangkan publik lantaran dikaitkan dengan isu radikalisme. 

Banyak pihak yang tak terima dan mengkritik pihak PT Pelni, khususnya komisaris independen perusahaan tersebut. 
 
Dalam pemberitaan yang tersiar, nama Ketua Bidang Pengurus MUI Pusat KH Cholil Nafis santer dibicarakan karena menjadi salah satu pembicara di acara tersebut bersama keempat ustaz lainnya.
 
 
Menyikapi hal tersebut, Cholil Nafis kemudian melalui akun Twiter pribadinya menjawab beberapa pertanyaan dari warganet yang penasaran dengan tanggapan dirinya soal masalah tersebut.
 
Salah satu pernyataan dari warganet adalah terkait penceramah yang dinilai radikal. 
 
Warganet itu mengatakan bahwa dengan Cholil Nafis menerima undangan itu, maka secara tidak langsung ia percaya para penceramah tidak radikal.
 
 

"Pak kiyai mau isi kajian bersama ust2 trsbut. Artinya ga mungkin mereka radikal..hehe," kata akun @kha***.

Menjawab pernyataan itu, Cholil Nafis mengungkapkan bahwa sebenarnya ia tidak mengetahui para pembicara lainnya ketika diundang dalam acara tersebut. 
 

"Saya diundang tanpa memberi tahu dan saya tak cari tahu nama2 narsum lainnya. Saya bukan panitianya juga bukan takmir masjid PT Pelni," ucap Cholil Nafis.

 
Kemudian ia menuturkan bahwa meski mengisi acara yang sama, tak berarti pemikiran para penceramahnya juga sama. 
 
"Jadi mengisi masjid yg sama atau forum yg sama bukan berarti sama pikirannya," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter-nya @cholilnafis. 
 
Lalu dalam pernyataam itu pula, Cholil Nafis tampak tak mempermasalahkan pembatalam acara tersebut, karena menurutnya gagal memberikan ceramah di suatu acara merupakan hal yang lumrah terjadi.
 
 
"Gagal ngisi ceramah itu soal biasa," ujar Cholil Nafis menambahkan. 
 
Tak hanya itu, seolah memastikan bahwa dirinya tak mempermasalahkam hal tersebut, Cholil Nafis mengatakan dalam balasan salah satu warganet bahwa dirinya masih bisa berdakwah di tempat lain. 
 

"Soal digagalkan jadwal saya tak masalah krn memang lahan dakwah tempat lain banyak termasuk di pesantren cendekia amanah yg saya asuh sendiri," katanya menambahkan.

 
Seperti diketahui bersama, acara kajian Ramadhan yang dibatalkan PT Pelni lantaran isu radikalisme baru-baru ini santer dibicarakan publik.
 
Dalam acara yang dibatalkan tersebut terdapat beberapa pembicara yang dihadirkan yaitu Ketua Bidang Pengurus MUI Pusat KH Cholil Nafis, ustaz Syafiq Riza Basalamah, ustaz Subhan Bawazier, ustaz Rizal Yuliar Putrananda, dan ustaz Firanda Andirja.
 
Menyikapi ramainya masalah pembatalan acara itu, Komisaris Independen PT Pelni, Kristia Bundhyanto buka suara melalui akun Twitter-nya.
 
 
Dia mengatakan bahwa alasan dibatalkannya kajian itu karena acara tersebut belum mendapat izin dari jajaran direksi.
 
Namun hal yang menjadi sorotan banyak warganet adalah cuitan Kristia selanjutnya yang menyatakan bahwa salah satu panitia penyelenggara dicopot dari jabatannya karena dianggap terlibat radikalisme.
 
Selain itu, dia juga mengingatkam pada semua perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk bertindak tegas pada pegawai yang memiliki paham radikal. 
 
 
"Selain itu pejabat yg terkait dgn kepanitiaan acara tsb telah DICOPOT. Ini pelajaran sekaligus WARNING kpd seluruh BUMN, jangan segan-segan MENCOPOT ataupun MEMECAT pegawainya yg terlibat radikalisme. Jangan beri ruang sdktpun, BERANGUS," ucap Kristia melalui akun @kangdede78.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x