PR DEPOK – Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengatakan anggota Komisi II DPR RI Fraksi PKS, Mardani Ali Sera tampak cocok menjadi ibu asuh bagi para warga negara Indonesia (WNI) eks ISIS.
Hal tersebut dilontarkan Ferdinand untuk menanggapi pernyataan Mardani Ali yang menyebutkan bahwa WNI eks ISIS layak diberikan keadilan di Indonesia.
“Wajah Mardani ini sepertinya agak cocok jadi ibu asih bagi EX WNI ANGGOTA ISIS itu,” ujar Ferdinand seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3 pada Senin, 12 April 2021.
Ferdinand pun menyarankan agar PKS segera mengurus keberangkatan Mardani Ali ke Suriah sehingga bisa menjadi ibu asuh bagi para WNI eks ISIS tersebut.
“Ada baiknya PKS mengurus Mardani ke Suriah untuk jadi ibu asuh bagi mereka. Jangan dibawa ke Indonesia lagi, disini masih banyak WNI yang setia ke NKRI utk diurus negara,” tuturnya.
Diketahui sebelumnya, pada 2020 lalu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan pemerintah memutuskan untuk tidak memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang terlibat jaringan terorisme di luar negeri, termasuk jaringan ISIS.
Baca Juga: Imbang 0-0, Posisi Everton dan Brighton di Klasemen Liga Inggris Tidak Banyak Berubah
Mahfud MD menjelaskan keputusan tersebut diambil karena pemerintah ingin memberi rasa aman kepada 267 juta rakyat Indonesia di Tanah Air dari ancaman tindak terorisme.
Berdasarkan data yang dikemukakan Mahfud, terdapat 689 WNI yang merupakan teroris lintas batas atau foreign terrorist fighter/FTF.
"Karena kalau teroris FTF ini pulang itu bisa menjadi virus baru yang membuat rakyat 267 juta itu merasa tidak aman," kata Mahfud MD seperti dikutip dari Antara.
Kemudian, Mahfud MD menyebutkan setidaknya sekitar 689 teroris lintas batas asal Indonesia berada di sejumlah negara. Pemerintah masih mendata latar belakang dan peran para teroris tersebut.
Teroris tersebut, ucap Mahfud MD, di antaranya berada di Suriah, Turki, dan Afghanistan.
"Pemerintah juga akan menghimpun data yang lebih valid tentang jumlah dan identitas orang-orang yang dianggap terlibat teror, bergabung dengan ISIS," ujar dia.
Baca Juga: Brighton vs Everton, The Toffees Ditahan Imbang dalam Lanjutan Liga Inggris
Meski begitu, lanjut Mahfud, jika terdapat anak-anak dengan usia di bawah 10 tahun yang termasuk teroris lintas batas itu, pemerintah akan mempertimbangkan untuk memulangkannya.
"Dipertimbangkan setiap kasus. Apakah anak itu di sana ada orang tuanya atau tidak," ujarnya.***