"Ya karena mereka memikirkan investasi politik kedepan, takut nanti suara pendukung penceramah barbar tdk memilih mereka baik utk Pilkada, Pileg maupun Pilpres.☕," kata Teddy Gusnaidi.
Lebih lanjut, Teddy kembali menegaskan bahwa kepala daerah dan calon kepala daerah tidak berani menyatakan perang dengan intoleran karena dikatakan Teddy mereka butuh suara saat Pilkada nanti.
"Kenapa para kepala daerah dan calon kepala daerah tidak berani menyatakan perang terhadap kelompok intoleransi yg mengatasnamakan agama? Ya karena mereka butuh suara kelompok tsb untuk pilkada," ujar Teddy Gusnaidi.
Menurutnya, dengan Pilkada yang berlangsung, secara tidak langsung menyuburkan radikalisme di Indonesia.
"Inilah mengapa saya katakan, Pilkada langsung menyuburkan radikalisme di Indonesia," kata Teddy Gusnaidi, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Lanjut, Teddy sebelumnya juga mengatakan jika dirinya seorang yang memiliki kekuasaan, maka Yahya Waloni disebutnya pasti sudah ia penjarakan.
"Sekali lagi, kalau gue punya kekuasaan, org seperti Yahya Waloni sudah pasti gue kerangkeng. Tentu secara hukum," ujar Teddy Gusnaidi.
Ia pun menerangkan bahwa setiap orang boleh meyakini ajaran agamanya paling benar. Namun, disebutnya, keyakinan bukan kebenaran bagi pihak lain.