Alokasi kelambu terbanyak didistribusikan ke masyarakat di daerah endemis tinggi berdasarkan jumlah kelompok tidur dalam rumah dan luar rumah.
"Kabupaten endemis tinggi malaria masih terkonsentrasi di Pulau Sumba," tutur Messerassi.
Baca Juga: Setuju KKB Disebut Teroris, Ruhut Sitompul: Tolong Jangan Berdialog dengan Segelintir Teroris KKB
Penemuan kasus malaria di NTT 84 persen menggunakan mikroskop. Metode pemeriksaan tersebut telah menjadi standar baku di wilayah tersebut.
Sedangkan 14 persen lainnya menggunakan tes cepat diagnostik (RDT).
Meski demikian, Messerassi menilai masalah malaria harus benar-benar diselesaikan lintas sektor karena berhubungan dengan tempat perindukkannya, menurunkan status endemis tinggi di Pulau Sumba, menyediakan akses layanan kesehatan di masa pandemi terutama di daerah sulit, terpencil, dan kepulauan.***