PR DEPOK - Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief merespons pernyataan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Sebelumnya, Mahfud MD melalui akun Twitter pribadinya mengatakan bahwa kepuasan dan kepercayaan publik terhadap pemerintah menguat secara signifikan.
“Kepuasan dan kepercayaan publik kpd Pemerintah menguat signifikan,” ucap Mahfud MD.
Selanjutnya, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menyatakan bahwa kondisi bidang politik lumayan bagus. Tak hanya itu, bidang penegakan hukum dan keamanan juga dinilai baik.
“Bidang politik lumayan, penegakan hukum naik, bidang keamanan Ok,” tutur Mahfud MD menambahkan.
Lebih lanjut, Mahfud MD mepersilakan masyarakat untuk tidak sependapat karena ia menilai bahwa opini tidak boleh dilarang.
Mahfud MD juga menegaskan bahwa perbedaan harus ada karena Indonesia adalah negara demokrasi.
“Bagi yg tak sependapat silahkan, opini tak blh dilarang, perbedaan harus ada krn ini negara demokrasi,” ujarnya.
Menanggapi pernyataan Mahfud MD tersebut, Ali Syarief pun menjawabnya dengan sebuah cuitan balasan melalui akun Twitter @alisyarief.
Dalam balasannya, Ali Syarief justru menyinggung nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa pemberitaan yang dikutip Mahfud MD itu membuat Jokowi di-bully oleh masyarakat.
“@Jokowi berita ini, sebenarnya membiarkan anda dibully oleh rakyat,” tulis Ali Syarief seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Selasa, 4 Mei 2021.
Kemudian, Ali Syarief juga berpendapat bahwa pada pemberitaan tersebut juga sengaja membuat pernyataan yang terbalik.
“Narasumbernya sengaja membuat pernyataan yg terbalik,” katanya.
Maka dari itu, Ali Syarief meminta pemerintah untuk tidak berlebihan apabila ingin dihargai masyarakat. Sebab, masyarakat akan memaklumi jika negeri memang sedang terpuruk.
“Jangan keterlaluan bila ingin dihargai oleh rakyat. Kalau saja keadaan terpuruk, rakyat maklum kok,” ujarnya.
Dengan adanya pernyataan tersebut, dijelaskan Ali Syarief, hal itu merupakan kejahatan opini publik.
“Tp kalau dibalik begini, ini kejahatan opini publik, kan?” ucap Ali Syarief mengakhiri cuitannya.