Disebutkan Juga WHO, Pakar Imunisasi Nyatakan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Terbukti Aman Digunakan

- 19 Mei 2021, 19:08 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Ilustrasi vaksin Covid-19 AstraZeneca. /Freepik.

PR DEPOK – Pakar imunisasi dr. Elizabeth Jane Soepardi, MP.H. DSc, mengatakan bahwa vaksin Covid-19 AstraZeneca aman digunakan.

Hal tersebut, menurut dr. Elizabeth, Wolrd Health Organization (WHO) sendiri telah menyatakan vaksin Covid-19 AstraZeneca tersebut sudah aman.

“Lebih dari 1 miliar dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca telah diterima masyarakat dunia. WHO juga menyatakan vaksin ini aman,” ujar dr. Elizabeth.

Baca Juga: Tamrin Tomagola Sindir Hendropriyono: Kami Tak Paksa yang Bukan Manusia Jadikan Palestina sebagai Urusannya

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari situs resmi Kemenkes, Rabu 19 Mei 2021, vaksin AstraZeneca telah memperoleh Emergency Use Liting (EUL) dari WHO sera mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari otoritas kesehatan di 70 negara di dunia.

Hal ini juga telah membuktikan keamanan dari vaksin yang diproduksi di Inggris, Italia, Korea Selatan dan India.

Selain itu, di Indonesia vaksin AstraZeneca merupakan salah satu dari vaksin Covid-19 yang digunakan dalam vaksinasi program pemerintah.

Baca Juga: Palestina Disebut Hendropriyono Bukan Urusan Bangsa Indonesia, Okky Madasari: Beliau Seharusnya Tak Lolos TWK

Sebagai informasi, vaksin Covid-19 AstraZeneca sendiri adalah vaksin yang paling banyak digunakan di dunia.

Seperti halnya negara di Eropa, Inggris dan Italia melaporkan adanya penurunan angka kematian yang signifikan pasca diberlakukan vaksinasi Covid-19, termasuk penggunaan vaksin AstraZeneca.

Pada hasil penelitian vaksin AstraZeneca di Inggris menunjukan bahwa 21 setelah penyuntikan dosis tunggal vaksin, terjadi penurunan angka infeksi Covid-19 hingga 65 persen.

Baca Juga: Pelajar yang Hina Palestina Dikeluarkan dari Sekolah, Okky Madasari: Norak, Merampas Hak Orang Berekspresi

Ini juga termasuk penurunan infeksi dengan gejala sampai 74 persen sedangkan laporan penurunan infeksi tanpa gejala menurun hingga 75 persen.

Penurunan juga terjadi di negara Italia sendiri National Institute of Health (ISS) telah mengatakan bahwa pada hari ke 35 setelah dosis pertama, terdapat penurunan infeksi sebanyak 80 persen, kemudian penurunan rawat inap sebanyak 90 persen, dan penurunan kematian sebesar 57 persen.

“Penggunaan vaksin AstraZeneca tetap harus berjalan dikarenakan vaksinasi covid-19 membawa manfaat lebih besar,” ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr. Nadia Tarmidzi.

Baca Juga: Usai Video Remehkan Sule Viral, Ade Londok Klarifikasi Sebut Hanya Gimmick

Terkait adanya laporan kasus pembekuan darah pasca vaksinasi AstraZeneca di beberapa Negara Eropa, telah dikonfirmasi bahwa berdasarkan bukti yang ada tidak menunjukan pembekuan darah yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca.

“Data kesehatan di Eropa Utara sangat detail, sehingga ditemukan data bahwa kejadian pembekuan darah sebelum dan sesudah adanya vaksinasi nyatanya tidak terjadi peningkatan," ucap dia.

"Misalnya data pembekuan darah dalam setahun ada 1000, setelah ada vaksinasi dengan AstraZeneca datanya tidak menyingkat,” kata dr. Elizabeth menambahkan.

Baca Juga: TNI-Polri Berhasil Tewaskan 8 Anggota Teroris di Papua, Mahfud MD: Sekarang Kita Lebih Tegas pada Kelompok Itu

Efek samping yang ditimbulkan seperti kebas, kebas di daerah penyuntikan, hingga demam tinggi sebaiknya hal itu dibandingkan dengan risiko kematian yang disebabkan oleh Covid-19, sedangkan potensi yang dihasilkan vaksin tujuannya untuk mengurangi angka kematian.

Perlu dicatat, pada hal ini setidaknya 3,36 juta orang telah meninggal karena Covid-19 di seluruh dunia.

Dalam kampanye vaksinasi, merupakan hal wajar bagi sebuah negara untuk mengidentifikasi potensi efek samping setelah vaksinasi.

Baca Juga: Terkesima Melihat Rumah Baru Raffi Ahmad, Irwansyah: Basement Lebih Mahal dari Rumah Gue

Dengan hal tersebut bukan berarti bahwa kejadian itu terkait dengan vaksinasi itu sendiri, kejadian tersebut diselidiki untuk memastikan pada setiap masalah keamanan ditangani dengan cepat.

“Tentunya mengetahui riwayat penyakit seseorang sebelum memutuskan apakah KIPI terkait dengan vaksinasi. Itulah yang sedang saat ini dikaji oleh komnas KIPI,” ujarnya.

“Jadi tidak ada alasan masyarakat untuk ragu-ragu mengikuti program vaksinasi,” kata Nadia mengakhiri.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x