Ia mengatakan bahwa hal yang perlu diwaspadai adalah pembelian alpalhankam jangka panjang yang kontraknya dibuat sekarang karena pemerintahan berikutnya bertugas membayar dan bayar utang.
"Yang perlu diwaspadai adalah pembelian alpalhankam/alutsista jangka panjang kontraknya dibuat skrg dan dilakukan oleh perusahaan Non-BUMN (PT TMI) yg pimpinannya tercatat sebagai pengurus Parpol. Jika itu terjadi maka pemerintahan berikutnya bertugas membayar dan bayar utang," ujar Said Didu, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo, Virgo, Libra, dan Scorpio Rabu, 2 Juni 2021: Impian Virgo Akan Segera Terwujud
Diketahui dalam Rancangan Perpres tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia Tahun 2020-2024 (Alpalhankam) yang beredar, Pasal 2 Ayat (1) disebutkan bahwa menteri menyusun perencanaan kebutuhan (Renbut) Alpalhankam Kemhan dan TNI untuk lima renstra tahun 2020—2044 yang pelaksanaannya akan dimulai pada Renstra 2020-2024 dan membutuhkan renstra jamak dalam pembiayaan dan pengadaannya.
Pada Pasal 3 Ayat (1) disebutkan bahwa renbut alpalhankam Kemhan atau TNI seperti yang diatur dalam Pasal 2 Ayat (1) sejumlah 124.995.000.000 dolar AS.
Perincian dari anggaran tersebut dijelaskan dalam Pasal 3 Ayat (2) berikut.
a. Untuk akuisisi Alpalhankam sebesar 79.099.625.314 dolar AS
b. Untuk pembayaran bunga tetap selama 5 renstra sebesar 13.390.000.000 dolar AS