Pendukung Wacana Presiden 3 Periode dari Kaum Terdidik, Cholil Nafis: Ironis, Kasian yang Capek-capek Sekolah

- 27 Juni 2021, 12:40 WIB
Ketua MUI Cholil Nafis.
Ketua MUI Cholil Nafis. //ANTARA/

PR DEPOK - Ketua Bidang Pengurus MUI Pusat, KH Cholil Nafis baru-baru ini turut memberikan komentarnya terkait wacana presiden 3 periode.

Cholil Nafis menilai ramainya wacana tersebut begitu ironis lantaran, yang menyuarakan isu itu merupakan kalangan yang terdidik.

"Ironi memang ya. yg mengkampanyekan 3 periode adlh kaum terdidik dan aktivis demokrasi.," kata Cholil Nafis seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @cholilnafis pada Minggu, 27 Juni 2021.

Baca Juga: Sinopsis Film Last Vegas: Pesta Lajang Empat Sekawan

Kemudian, Cholil Nafis pun berpendapat bahwa pola pikir seseorang terkadang jadi begitu sungsang apabila banyak bermain di luaran.

"Terlalu banyak bermain di luaran kadang membuat pola pikir jadi sungsang," ujarnya.

Selain itu, Cholil Nafis mengaku tak jarang terlintas dalam benaknya soal tujuan dari orang yang berpendidikan hingga meraih gelar akademik honor.

Sebab apabila yang berpendidikan malah sibuk menyuarakan permasalahan seperti isu presiden 3 periode, menurutnya malah kasihan yang berupaya keras untuk sekolah.

Cuitan Cholil Nafis.
Cuitan Cholil Nafis.

"Kadang juga kepikiran banyak orang yg mendapat gelar akademic honor itu utk apa? Kasihan orang2 yg cape’2 sekolah.," kata Cholil Nafis menambahkan.

Seperti diketahui sebelumnya, wacana presiden 3 periode belakangan ini kembali menyita perhatian publik.

Meski sebelumnya dibantah oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sempat mereda, tapi kini isu tersebut kembali merebak lantaran disuarakan dengan narasi atau usulan yang berbeda.

Salah satu usulan yang banyak diprotes publik adalah pemasangan tokoh Jokowi dengan Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Diminta Penanganan Serius ke Gubernur Anies Baswedan oleh Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta

Usulan itu dikemukakan oleh Direktur Indo Barometer, M Qodari dalam beberapa kesempatan.

Qodari menjelaskan bahwa usulan yang ia berikan merupakan solusi dari permasalahan polarisasi, yang pernah terjadi di Pilpres 2014 dan 2019.

Menurut hasil analisisnya, apabila Jokowi dan Prabowo Subianto dipasangkan, maka masalah polarisasi akan bisa teratasi.

Sebab nantinya, dikatakan Qodari, para partai politik akan bergabung hingga melakukan amandemen dan bila berlanjut maka mayoritas parpol akan mendukung pasangan Jokowi-Prabowo.

Baca Juga: Klik banpresbpum.id dan Simak Cara Cek Online Nama Penerima Banpres UMKM PNM Mekar BNI 2021 Pakai NIK KTP

Apabila itu terjadi, lanjut dia, yang muncul nantinya adalah calon tunggal yang berhadapan dengan kotak kosong.

"Kalau berlanjut nanti di tahun 2024 itu, parpol mayoritas akan mendukung dan menjadi calon tunggal, dan berhadapan dengan kotak kosong, dan kalau dia kotak kosong pasti tensi politiknya akan betul-betul turun sedemikian rupa.," kata Qodari di kanal YouTube Karni Ilyas Club.

"Sehingga nanti Insyaa Allah polarisasi, atau peledakan polarisasi yang membelah Indonesia dengan mengorbankan banyak jiwa di 2024 tidak akan terjadi," ucapnya melanjutkan.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: Twitter @cholilnafis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah