Jokowi Tak Pernah Lagi Sarapan karena Sibuk dengan Angka, Rachland Nashidik: Ikut Program Intermitten Fasting?

- 2 Juli 2021, 19:44 WIB
Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik.
Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik. /Facebook Rachland Nashidik

PR DEPOK - Belum lama ini, Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi mengakui bahwa ia sudah tidak pernah lagi sarapan semenjak kasus Covid-19 melonjak tinggi.

Presiden Jokowi menyebutkan bahwa ia sudah tidak pernah sarapan lantaran setiap pagi hari ia langsung disuguhi angka-angka.

Pernyataan Jokowi yang tak pernah sarapan ini nampaknya mendapatkan tanggapan dari politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik.

Baca Juga: Hadapi Covid-19, Anis Matta Sebut Agama Harus Jadi Sumber Optimisme Bukan Fatalisme

Dalam cuitan di akun Twitter miliknya, Rachland Nashidik mengomentari soal sosok yang mengatakan bahwa ia tidak pernah makan di pagi hari atau sarapan.

Rachland Nashidik lantas menduga bahwa sosok tersebut mengikuti program yang disebut Intermitten Fasting atau berpuasa dalam jangka waktu tertentu.

"Bapak itu tidak pernah lagi sarapan. Ikut program Intermittent Fasting?" ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @RachlanNashidik.

Cuitan Rachland Nashidik.
Cuitan Rachland Nashidik. Tangkap layar Twitter @RachlanNashidik

Baca Juga: Sinopsis The Call, Kisah Operator Panggilan 911 Selamatkan Seorang Remaja dari Ancaman Pembunuhan

Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi memang sempat membuat pernyataan yang cukup menarik perhatian publik.

Ketika ia membahas perihal pandemi Covid-19 dan PPKM Darurat yang akan segara diterapkan di Indonesia, Presiden RI ke-7 itu menyinggung soal dirinya yang sudah tak lagi sarapan.

"Kebijakan PPKM Darurat ini, mau tidak mau dilakukan karena kondisi yang saya sampaikan," tutur Jokowi.

Baca Juga: Lirik Lagu What Would You Do dari HONNE dan Pink Sweats

Namun, Jokowi menyampaikan bahwa di tengah meningkatnya kasus Covid-19 saat ini, terdapat indikator yang menunjukkan bahwa ekonomi domestik mulai membaik.

Menurut orang nomor satu RI itu, adanya indikator ekonomi yang membaik ini menandakan adanya optimisme, meskipun dalam kondisi negara yang masih dilanda pandemi Covid-19.

"Ini optimisme ada, tapi problem ada di Covid-19 yang belum bisa kita tekan, belum bisa kita kurangi, belum bisa kita selesaikan," katanya melanjutkan.

Baca Juga: Sinopsis Automata, Aksi Seorang Agen Selidiki Kebangkitan Berbahaya Peradaban Para Robot di Masa Depan

Jokowi menerangkan bahwa ketika angka Covid-19 menurun, maka Indeks Kepercayaan Konsumen atau IKK pun akan meningkat.

Maknanya, kata sang presiden, ada optimisme bahwa produksi akan menggeliat, sehingga ekspor pun akan tumbuh.

Dengan laju ekspor yang meningkat 58 persen, maka impor bahan baku pun akan naik menjadi 79 persen.

Baca Juga: Jokowi Akui Tak Pernah Sarapan Sejak Kasus Covid-19 Melonjak, Don Adam: Tolong Yakinkan Saya untuk Percaya

Artinya, hal ini akan sejalan dengan membaiknya kondisi industri manufaktur.

Kondisi industri yang mengalami perbaikan inilah, kata Jokowi, yang lantas membuat dirinya selalu disuguhi dengan angka-angka setiap harinya.

Ia lantas mengatakan bahwa dirinya tidak pernah lagi sarapan, lantaran terlalu sibuk dengan angka-angka tersebut.

Baca Juga: Sinopsis Sicario: Day of the Soldado, Aksi Anggota FBI Perangi Kartel Narkoba di Perbatasan AS-Meksiko

"Angka-angka ini yang setiap hari, setiap pagi masuk ke saya. Saya tidak pernah sarapan, tapi sarapannya angka-angka," ujar Jokowi.***

Editor: Annisa.Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah