PR DEPOK - Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menanggapi perihal vaksin Covid-19 berbayar yang rencananya akan diperjualbelikan oleh Kimia Farma.
Adapun rencana tersebut menjadi perdebatan dari berbagai kalangan termasuk dari para politisi. Ia menyarankan pemerintah agar mengabaikan saja para politisi yang disebutnya mempolitisasi vaksin Covid-19 berbayar.
Ferdinand mengatakan bahwa yang membayar vaksin Covid-19 itu rakyat yang mampu dan mau. Ia menegaskan bahwa semua pihak juga ingin segera divaksin meskipun berbayar.
"Pemerintah sebaiknya mengabaikan para politisi2 yg mempolitisasi vaksin berbayar. Yg bayar bukan dia, yang bayar rakyat yang mampu dan mau. Kita juga ingin segera vaksin meski berbayar," ujar Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand juga menuturkan agar jangan terlalu didengarkan tanggapan politisi yang disebutnya hanya membuat riuh saja.
"Politisi jgn terlalu didengar apalagi politisi yg mirip PSK ngaku perawan. Cuma bikin riuh," kata Ferdinand Hutahaean, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @FerdinandHaean3, pada Rabu, 14 Juli 2021.
Sebelumnya, Ferdinand juga mengatakan bahwa banyak orang mampu secara ekonomi di Jakarta, dia meyakini warga akan bersedia dengan sukarela, ikhlas untuk mendapatkan vaksin Covid-19 berbayar.
"Di Jakarta banyak orang mampu secara ekonomi yang saya yakini akan bersedia dengan suka rela, iklas bahkan berebutan untuk mendapat vaksin covid berbayar," ujar Ferdinand Hutahaean.
Lebih lanjut, Ferdinand berharap bahwa Kimia Farma dapat segera melaksanakan program tersebut untuk percepatan herd imunity.
Baca Juga: Layanan Vaksin Berbayar Disebut Tidak Akan Mengganggu Program Vaksinasi Gratis dari Pemerintah
"Sy harap agar Kimia Farma segera melaksanakan program tersebut utk percepatan herd imunity. @KemenBUMN @KemenkesRI," kata Ferdinand Hutahaean.
Seperti diketahui, vaksin Covid-19 berbayar rencananya akan diperjualbelikan oleh Kimia Farma pada Senin, 12 Juli 2021, tetapi kini penjualannya ditunda. Mengingat perkara ini banyak mendapatkan pertentangan dari berbagai pihak.***