Tanggapi Penyuntikan Vaksin Kosong di Pluit, Zubairi Djoerban: Harus Diselidiki, Kelelahan atau Motif Lain?

- 12 Agustus 2021, 20:15 WIB
Profesor Zubairi Djoerban.
Profesor Zubairi Djoerban. /Twitter @ProfesorZubairi

PR DEPOK – Ketua Satuan Penanganan (Satgas) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Covid-19 Prof. Zubairi Djoerban ikut menanggapi perihal penyuntikan vaksin kosong yang terjadi di Pluit.

Hal ini disampaikan Prof Zubairi lewat cuitan di akun Twitter pribadinya @ProfesorZubairi.

Kasus penyuntikan vaksin kosong ini disebut Prof Zubairi harus diselidiki secara jelas mengapa tenaga kesehatan (nakes) itu melakukannya.

Baca Juga: Tes Gambar: Penasaran dengan Masa Depan Anda? Pilih Tato yang Paling Menarik dan Temukan Rahasianya

Menyuntik vaksin kosong di Pluit adalah peristiwa serius. Harus diselidiki dengan jelas mengapa relawan nakes itu melakukan suntikan palsu,” ujar Prof Zubairi dikutip Pikiranrakyat-depok.com.

Prof Zubairi menambahkan motifnya harus jelas apakah kelelahan atau ada alasan lain seperti penimbunan vaksin dan sebagainya.

Apakah kelelahan, atau kemungkinan motif lain, seperti penimbunan vaksin, atau memang sistem kontrolnya yang tidak jalan?,” tuturnya.

Prof Zubairi kemudian mengaku cukup penasaran mengenai jumlah suntikan yang dilakukan nakes dalam satu hari.

Baca Juga: Petugas Pemburu Pelanggar PPKM Kota Bogor Amankan 24 Pasangan Muda yang Diduga Lakukan Praktik Prostitusi

Saya penasaran dengan jumlah suntikan nakes itu dalam satu hari--ketika melakukan suntikan palsu. Yakni 599 orang. Jika proses satu penyuntikan adalah 5 menit, maka butuh 2995 menit atau hampir 50 jam. Pasti nakesnya kelelahan melakukan 500-an suntikan hanya dalam satu hari,” ujar Prof Zubairi.

Namun menurut Prof Zubairi poin penting yang harus diperhatikan adalah bila kejadian ini tidak hanya terjadi di satu tempat saja.

Menurutnya perlu dicari berapa banyak orang yang mendapatkan suntikan vaksin kosong itu.

Yang harus jadi perhatian, bagaimana jika peristiwa ini tidak terjadi di satu tempat saja. Kita harusnya juga mencari, sebenarnya berapa banyak orang yang mendapat suntikan-suntikan vaksin kosong itu. Sehingga kita bisa tahu jumlah riil yang belum terproteksi vaksin,” tuturnya.

Baca Juga: Ria Ricis Merasa Hidupnya Tidak Lama Lagi Sejak Ditinggal Almarhum Sang Ayah: Ya Allah Apa Aku Mau Nyusul?

Prof Zubairi melanjutkan bahwa efek samping yang bisa terjadi ketika mendapat suntikan kosong maka akan mengakibatkan nyeri meski sedikit.

Lalu, apa dampak menyuntik vaksin kosong kepada seseorang? Prinsipnya, injeksi intramuskular (otot) harus dilakukan tenaga profesional, karena ada risiko yang menyertai. Kalau gelembung udara suntikan kosong itu masuk ke otot, kemungkinan bisa menyebabkan nyeri, tapi sedikit,” tuturnya.

Kemudian bagi orang yang sudah disuntik vaksin kosong maka sebaiknya diperiksa satu sampai empat hari kemudian walau kemungkinan dampaknya tidak akan terlalu buruk.

Terakhir Prof Zubairi menginformasikan mengenai tahapan yang tepat untuk memastikan anda divaksinasi dengan benar.

Baca Juga: Rizky Billar Sebut Perjuangan Hidupnya Tak Seberat Lesti Kejora: tapi Batu Terjal yang Saya Hadapi Juga Banyak

Pertama, vaksin harus dikeluarkan dari botol di depan penerima vaksin. Kedua, nakes memperlihatkan dosis sebelum melakukan penyuntikan.

Ketiga, bila memungkinkan, penerima vaksin harus melihat apakah nakes sungguh-sungguh memasukkan vaksin.

Keempat, penerima boleh meminta kepada nakes untuk ditunjukkan jarum suntik kosong sehabis penyuntikan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah