Ungkap Gaji Anggota BPIP, Said Didu: Tapi kok Seringnya Buat Ketegangan dan Bibit-bibit Perpecahan Bangsa

- 15 Agustus 2021, 20:21 WIB
Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Muhammad Said Didu.
Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Muhammad Said Didu. /Twitter.com/@msaid_didu.

PR DEPOK – Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Said Didu menanggapi polemik yang menyangkut Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Dalam tanggapannya, Said Didu mengungkapkan bahwa para anggota BPIP terdiri dari sejumlah tokoh nasional yang digaji lebih dari Rp100 juta per bulannya.

Tanggapan itu dilontarkan Said Didu lewat satu cuitan di akun Twitter pribadinya @msaid_didu pada Minggu, 15 Agustus 2021.

Baca Juga: BLT Anak Sekolah 2021 untuk Siswa SD, SMP, dan SMA Segera Cair, Cek Link Ini untuk Daftar Penerima

Anggota BPIP terdiri dari para tokoh nasional yg digaji lebih Rp100 juta sebulan,” ujar Said Didu sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Dengan gaji yang begitu besar, Said Didu mengaku bingung mengapa BPIP kerap membuat ketegangan serta bibit-bibit perpecahan bangsa.

Tapi kok malah seringnya membuat ketegangan dan bibit2 perpecahan bangsa,” tutur pria berusia 59 tahun ini menjelaskan.

Di akhir cuitannya, Said Didu berharap agar para anggota BPIP yang digaji dari uang milik rakyat menyadari bahwa kinerjanya hanya menjadi sumber masalah.

Baca Juga: Kesal 'Dilupakan' oleh Anak Didiknya, Anang Sebut Tiara Andini Lupa Diri: kan Kamu Bisa Ngomong...

Semoga mereka sadar akan besarnya uang rakyat yg mereka terima tapi hanya menjadi sumber masalah,” kata dia mengakhiri cuitannya.

Cuitan eks Sekretaris Menteri BUMN Said Didu.
Cuitan eks Sekretaris Menteri BUMN Said Didu. Tangkap layar Twitter.com/@msaid_didu.

Diketahui bersama, BPIP belakangan ini banyak mendapatkan sorotan dari publik lantaran adanya polemik terkait tema lomba karya tulis.

Adapun tema yang BPIP itu adalah “Hormat Bendera Menurut Hukum Islam” dan “Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam”.

Baca Juga: Taliban Semakin Berkuasa, Donald Trump Kecam Joe Biden karena Kabur dari Afghanistan

Pemilihan dua tema lomba karya tulis itu pun dinilai bermasalah dan sudah tidak lagi relevan oleh sebagian masyarakat.

Dikabarkan, lomba karya tulis yang digelar BPIP tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2021.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @msaid_didu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x