Puan menyambung bahwa kejadian ini bukanlah yang pertama kali, sehingga ia mendesak pemerintah untuk memberikan sikap kepada China agar tidak mengganggu kedaultan Indonesia.
“Presiden Joko Widodo pernah terjun langsung ke perairan Natuna sebagai sinyal kepada China bahwa kedaulatan Indonesia tidak bisa diganggu. Langkah tersebut kita apresiasi, pemerintah perlu menyampaikan nota protes kepada China,” tuturnya.
Untuk diketahui, enam kapal perang China dikabarkan memasuki wilayah laut di Natuna Utara pada Senin, 13 September 2021.
Diketahui salah satu kapal perusak dengan tipe 052D bernama Kunming 172 adalah milik dari Angkatan Laut Tentara Pembebasan China atau PLAN.
Kapal Kunming 172 adalah kapal handal China yang digunakan untuk menghancurkan kapal induk.
Tidak hanya itu saja, Kunming 172 mempunyai dua senjata utama berupa rudal jarak jauh yang memiliki kegunaan menjadi senjata satelit dan rudal balistik.
Rudal milik Kunming 172 ini diketahui mampu menghancurkan sasaran dengan jarak yang cukup jauh lebih dari 300 km dengan berat hulu ledak mencapai 210 kg.
Kemudian senjata kedua adalah rudal jelajah anti kapal YJ-19 yang digunakan untuk menghancurkan kapal-kapal induk dengan ukuran yang lebih besar berkali-kali lipat dari ukuran Kunming 172.***