Ruhut Sitompul: 10 Tahun Sebelum Jokowi Jadi Presiden, Radikalisme Tak Dapat Dicegah Bahkan Tumbuh Subur

- 19 September 2021, 09:32 WIB
Politisi PDIP, Ruhut Sitompul menanggapi pernyataan KSP, Moeldoko yang membahas soal radikalisme.
Politisi PDIP, Ruhut Sitompul menanggapi pernyataan KSP, Moeldoko yang membahas soal radikalisme. /Tangkapan layar YouTube.com/Ruhut P Sitompul.

PR DEPOK – Belum lama ini, politisi PDIP, Ruhut Sitompul menyinggung soal kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam hal menumpas paham maupun aksi radikalisme.

Hal tersebut sebagai respons Ruhut Sitompul dari pernyataan yang dilontarkan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko, yang membahas radikalisme.

Respons Ruhut Sitompul soal pernyataan Moeldoko yang membahas radikalisme ini disampaikan melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @ruhutsitompul.

Baca Juga: Seorang Ustaz Tewas Ditembak usai Salat, Mustofa: Jika Pelaku Nggak Tertangkap, Lebih Waspada saat ke Masjid

Ketua Umum Partai Demokrat Jenderal TNI AD Purn Bpk DR Moeldoko membahas radikalisme, sangat tepat tidak ada kata terlambat,” tuturnya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Minggu, 19 September 2021.

Pasalnya, kata Ruhut Sitompul, selama 10 tahun sebelum Presiden Jokowi menjabat radikalisme tidak mampu untuk dicegah. Bahkan, diberi kebebasan tumbuh subur.

Baru Pak JOKOWI menumpas habis Paten MERDEKA,” ujar Ruhut Sitompul mengakhiri cuitannya.

Cuitan politisi PDIP, Ruhut Sitompul.
Cuitan politisi PDIP, Ruhut Sitompul. Tangkap layar Twitter.com/@ruhutsitompul.

Baca Juga: Terungkap, Terlapor Penganiaya Muhammad Kece di Rutan Ternyata Napoleon Bonaparte

Untuk diketahui, Moeldoko berkunjung ke sebuah pondok pesantren di Jawa Timur dalam rangka silaturahmi, pada Kamis, 16 September 2021.

Pada kesempatan tersebut, Moeldoko sempat berdiskusi dengan pimpinan ponpes membahas radikalisme dan intoleransi.

Dirinya mengingatkan bahwa kita harus waspada karena gerakan para kelompok radikal tersistematis dan terstruktur.

Selain itu, lanjut Moeldoko, ancaman radikalisme menjadi bukti bahwa perang kebudayaan saat ini sudah terjadi.

Baca Juga: Baru Dibangun, Tugu Sepatu di Jakarta Sudah Dipenuhi Coretan, Wagub DKI: Pelanggaran Sedang Ditindaklanjuti

Oleh karena itu, Moeldoko menyebutkan bahwa dibutuhkan pendidikan dan pembentukan karakter secara komprehensif dan kolaboratif, termasuk melibatkan peran pondok pesantren.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @ruhutsitompul


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x