Seberapa Penting Peringatan World Contraception Day bagi Orang dengan Lupus dan HIV AIDS? Simak Penjelasannya

- 26 September 2021, 20:55 WIB
Ilustrasi obat-obatan.
Ilustrasi obat-obatan. /Pexels/

PR DEPOK – Hari ini Minggu, 26 September 2021 diperingati sebagai Hari Kontrasepsi Sedunia atau World Contraception Day.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban memberikan peringatan kepada orang dengan lupus (Odapus) dan orang dengan HIV/AIDS tentang seberapa penting peringatan World Contraception Day.

Prof Zubairi pada keterangan tertulisnya mengungkapkan bahwa kontrasepsi hormonal atau pil KB bisa digunakan oleh odapus.

Baca Juga: 4 Pemain Kelas Dunia yang Performanya Menurun, Mulai dari Antoine Griezmann hingga Lionel Messi

Hal ini disampaikan Prof Zubairi melalui akun Instagram pribadinya @ProfesorZubairi.

Kontrasepsi hormonal (pil KB) boleh digunakan Odapus

Pil KB ada yang kombinasi estrogen + progestin. Ada juga yang progestin saja. Odapus aman memakai yang progestin,” kata Prof Zubairi dikutip Pikiranrakyat-depok.com.

Menurut Prof Zubairi, penggunaan progestin bisa jadi alternatif bagi Odapus demi mencegah kehilangan darah ketika menstruasi berat, terlebih bila odapus memakai warfarin atau obat pengencer darah.

Baca Juga: Sering Memakai Standar Samping Saat Parkir? Berikut Dampak Buruk yang Bisa Muncul pada Sepeda Motor

Progestin jadi pilihan Odapus untuk cegah kehilangan darah menstruasi berat. Apalagi ketika Odapus sedang menggunakan warfarin (obat pengencer darah)

Semua Odapus disarankan menghindari kontrasepsi estrogen karena berisiko meningkatkan gejala Lupus,” ujarnya.

Selanjutnya, Profesor Zubairi menerangkan bahwa odapus tidak boleh memakai kontrasepsi hormonal saat lupusnya sangat aktif begitu ketika mengalami tromboflebitis vena dalam DVT, sindrom antifosfolipid (APS), dan D-dimer tinggi.

Odapus tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal ketika Lupusnya aktif banget (sedang perlu Metilprednisolon dosis tinggi). Tidak boleh juga ketika alami tromboflebitis vena dalam DVT, sindrom antifosfolipid (APS), dan D-dimer tinggi,” tuturnya.

Baca Juga: Cara Mudah Daftar Kartu Prakerja Gelombang 22, Lengkapi Persyaratan dan Ikuti Langkah Berikut

Prof Zubairi kemudian memberikan saran kepada odapus untuk berdiskusi dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan karena adanya risiko lebih besar untuk terjadi keguguran.

Odapus disarankan berdiskusi dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan karena berisiko lebih besar untuk keguguran,” tuturnya.

Ditambahkan prof Zubairi, perempuan dengan HIV dan yang memiliki risiko tinggi HIV aman memakai kontrasepsi hormonal.

Perempuan dengan HIV dan perempuan yang berisiko tinggi HIV aman menggunakan kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi hormonal tidak melindungi dari HIV. Kondom masih direkomendasikan sebagai alat kontrasepsi yang dapat melindungi dari HIV. Baik kondom laki-laki maupun perempuan,” ujarnya.

Baca Juga: 5 Pemain Besar yang Berani Kecam Lionel Messi di Hadapan Publik, Salah Satunya Pele

Terakhir, Prof Zubairi mengatakan bahwa kontrasepsi hormonal bisa digunakan untuk mencegah kehamilan yang tidak dikehendaki atau metode lain yang paling efektif yaitu tidak sama sekali berhubungan seks.

Kontrasepsi hormonal dapat tetap digunakan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Metode lain yang paling efektif melindungi diri dari HIV adalah abstinence: sama sekali tidak berhubungan seks. Bisa? Terima kasih,” katanya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah