Network
PR DEPOK - Rocky Gerung dan sejumlah aktivis pada Kamis, 28 Oktober 2021 lalu mengadakan pertemuan guna memperingati hari Sumpah Pemuda ke- 93.
Dalam kesempatan itu, mereka juga mendklarasikan Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia.
Pakar hukum tata negara, Refli Harun juga hadir sebagai salah satu penggagas perhimpunan para aktivis tersebut.
Baca Juga: Cara Putuskan Nomor Rekening atau e-Wallet dari Kartu Prakerja, Berikut Penjelasannya
Dalam forum tersebut, Rocky Gerung mengingatkan kembali peristiwa sejarah yang terjadi di masa lampau.
"Kita berupaya mengingat ulang peristiwa di belakang kita. Mulai dari sejarah reformasi, bahwa kita menginginkan ada masyarakat terbuka itu," katanya dikutip Pikiranrakyat- Depok.com dari kanal You Tube Refly Harun pada Sabtu, 30 Oktober 2021.
Pengamat politik ini juga menyebutkan bahwa setelah masa itu, kita semua menginginkan adanya kesetaraan warga negara.
Namun menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah gagal mengobarkan semangat.
"Kita menginginkan kesetaraan warga negara," katanya lagi.
Namun yang terjadi sekarang, katanya melanjutkan, bahwa Presiden Jokowi telah gagal mewujudkan keinginan rakyat.
"Tapi yang terjadi sekarang, Presiden Jokowi gagal," jelasnya lagi.
Dia pun menyebut bahwa dalam diskusinya bersama tiga aktivis lain, mereka akan mengaktifkan kembali pembicaraan tentang masa depan dengan basis masa lalu.
Dia kemudian membandingkan kecerdasan pemuda era 1928 dengan pemuda 2021.
"Pemuda yang berkumpul di 1928 gagal mengantisipasi pemuda di 2021 hari ini," kata dia.
"Karena pesawat ke Solo dari minggu lalu, penuh dengan menteri bolak-bolak ke Solo menemui seorang anak muda dan melapor supaya dia tidak di-resovle," jelasnya.
Tindakan mereka menurut pakar hukum ini bahwa para menteri ini masih mengidap mental 'pelapor' di mana mereka memiliki portofolio sebagai pemimpin-pemimpin muda Indonesia.
Katanya lagi, dia mempertanyakan kecerdasan macam apa yang dimiliki bangsa ini saat para pemimpinnya masih memiliki mental pengecut.
"Kecerdasan macam apa yang dimiliki oleh bangsa ini?" pungkasnya.***
