Sejarah Singkat Hari Pahlawan: Pertempuran Besar 10 November di Surabaya

- 3 November 2021, 18:55 WIB
Ilustrasi - Sejarah singkat Hari Pahlawan, pertempuran besar di Surabaya pada 10 November 1945.
Ilustrasi - Sejarah singkat Hari Pahlawan, pertempuran besar di Surabaya pada 10 November 1945. /freepik.com/pikisuperstar

PR DEPOK – Masyarakat Indonesia akan segera menyambut Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November. 

Memperingati Hari Pahlawan adalah bentuk seseorang menghargai para pahlawan yang telah gugur di medan perang.

Ketetapan peringatan Hari Pahlawan telah tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur dan telah ditandatangani oleh Presiden Ir. Soekarno.

Baca Juga: Jenderal Andika Perkasa Diusulkan Jadi Calon Pangilma TNI oleh Jokowi Sebelum Kunker ke Luar Negeri

Dalam keputusan tersebut, dinyatakan bahwa 10 November merupakan Hari Pahlawan yang merujuk pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari situs resmi Pemkot Semarang, pada 10 November 1945 telah terjadi peristiwa perang di Surabaya yang melibatkan antara tentara Inggris dan Indonesia.

Peristiwa itu kabarnya merupakan pertama pertama tentara Indonesia dengan pasukan asing pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Selain itu, peristiwa itu disebut sebagai pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah revolusi nasional.

Baca Juga: Serangan Kelompok Teroris Semakin Luas, Ethiopia Umumkan Status Darurat Nasional

Kemudian, pada 29 Oktober 1945, gencatan senjata ditandatangani kedua belah pihak, yakni tentara Indonesia dan Inggris. 

Kendati demikian, masih terjadu kontrak senjata antara tentara kita dengan tentara Inggris yang berlangsung di Surabaya.

Pimpinan tentara Ingris untuka wilayah Jawa Timur, Brigadir Jenderal Mallaby kemudian tewas pada 30 Oktober 1945. Kondisi pun kian memanas di antara keduanya.

Tewasnya Jenderal Mallaby tersebut kemudian membuat pihak Inggris tampak marah pada Indonesia yang berakibat pada keputusan pengganti Mallaby kepada Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh.

Baca Juga: Alasan Jokowi Pilih Andika Perkasa jadi Calon Tunggal Panglima TNI

Dia kemudian mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 dan meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan.

Tak hanya itu, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh kabarnya juga meminta Indonesia menghentikan perlawanan terhadap tentara AFNEI dan administrasi NICA.

Selain itu, ia pun memberi ancaman akan menggempur Kota Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila Indonesia tak menaati perintahnya tersebut.

Militer Inggris kemudian mengeluarkan intruksi berisi imbauan untuk pemimpin Indonesia dan para pemuda di Surabaya. 

Baca Juga: Ramalan Karier dan Keuangan 6 Zodiak Kamis, 4 November 2021: Kesempatan Kerja Akan Menghampiri Cancer

Mereka meminta agar pihak-pihak yang diberi inbauan untuk dapat datang ke tempat yang telah ditentukan selambat-lambatnya pada 10 November 1945 pukul 6.00 waktu setempat.

Peristiwa, yang lebih disebut pertempuran di Surabaya itu kemudian dijuluki 'neraka' karena menelan banyak kerugian.

Dalam peristiwa itu, sekira 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban dan sebagian besar adalah warga sipil.

Tak hanya itu, diperkirakan 150.000 warga terpaksa keluar dari Kota Surabaya.

Baca Juga: Jokowi Tunjuk Jenderal Andika Perkasa sebagai Calon Panglima TNI, Partai Gerindra: Kami Tidak Masalah

Di sisi lain, tercatat sebanyak 1.600 prajurit Inggris tewas, dinyatakan hilang, dan luka-luka.

Saat peristiwa itu, rakyat tampak tidak menyerah dan terus berjuang hingga membuat Inggris jatuh di tangan mereka.

Atas peristiwa itulah, Kota Surabaya dinobatkan sebagai Kota Pahlawan.

Selain itu, tanggal 10 November pun diperingati sebagai Hari Pahlawan di tiap tahunnya.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Pemkot Semarang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah