PR DEPOK - Humas Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya, mengomentari soal kepulangan Presiden Jokowi ke Tanah Air usai rangkaian acara di berbagai negara selesai.
Mustofa Nahrawardaya menyoroti soal 'oleh-oleh' yang dibawa Jokowi sepulang dari lawatan ke berbagai negara, termasuk soal investasi senilai Rp468,6 triliun dari Arab.
Mendengar hal ini, Mustofa lantas menyindir para buzzeRp yang selama ini selalu menyinggung Arab dan menjelekkan negara yang ternyata berinvestasi sebesar Rp468,6 triliun ke Indonesia.
Ia penasaran dengan reaksi para buzzeRp ketika mendengar bahwa Arab telah membuat kesepakatan investasi sebesar Rp468,6 triliun dengan Indonesia.
"Dari Arab. Kira-kira betah berapa lama para #buzzeRp puasa membenci Arab?" katanya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @TofaTofa_id.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi tiba di Indonesia pada Jumat, 5 November 2021.
Ia dan rombongan pulang ke Indonesia setelah selama sepekan sejak 29 Oktober 2021 melakukan kunjungan k berbagai negara.
Kepulangan orang nomor satu RI itu ternyata tak membawa tangan kosong.
Pasalnya, Jokowi diketahui membawa banyak 'oleh-oleh' investasi, salah satunya dari Uni Emirat Arab (UEA) yang bernilai Rp468,6 triliun.
Pertemuan antara Jokowi dengan Putra Mahkota Uni Emirat Arab Pangeran Mohamed bin Zayed di Dubai pada Rabu, 3 November 2021, telah menghasilkan komitmen untuk kerja sama dan investasi.
Komitmen bisnis dan investasi Indonesia dan UEA ini meliputi 19 perjanjian.
Dalam pertemuan dengan Pangeran MBZ tersebut, Jokowi didampingi oleh sejumlah menteri, seperti Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, Menlu Retno Marsudi, Menteri BUMN, Erick Thohir, dan Mendag Muhammad Lutfi.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Kian Rendah, Dubai Longgarkan Aturan Jarak Sosial Jadi 1 Meter
Pertemuan bilateral ini dilakukan dengan tujuan melakukan pertukaran sejumlah nota kesepahaman terkait sejumlah komitmen bisnis dan investasi.
Nota kesepahaman di berbagai sektor bisnis dan investasi, seperti bidang manufaktur, distribusi vaksin, telekomunikasi, keuangan digital, penerbangan, dan lain-lain, ini bernilai 32,7 miliar dolar AS atau setara Rp468,6 triliun.***