Beberapa kasus yang menjeratnya tersebut adalah seperti aksi penyerangan jemaah Ahmadiyah dan kerusuhan di Makam Mbah Priok pada tahun 2010, hingga aksi sweeping kafe De Most pada 2012.
Meski mengaku tidak tergabung dalam organisasi apapun termasuk keagamaan, tapi Bahar Smith rela mengorbankan nyawa dan jiwanya untuk membela Habib Rizieq.
"Makannya sering saya bilang 'saya tidak terikat dengan organisasi apapun'. Tapi saya selalu bilang 'Habib Rizieq, nyawa saya, jiwa saya, untuk membela Habib Rizieq'," ujarnya menjelaskan.
Pengorbanan tersebut menurutnya juga berlaku bagi semua ulama yang benar dan lurus.
Sebab ia berpendapat bahwa ulama memang seharusnya dibela, terkecuali ulama yang tidak benar.
"Itupun termasuk dalam kategori semua ulama, ya yang namanya ulama kita bela. Tapi kalau yang nggak benar kita hajar," tutur Bahar Smith menambahkan.***