PR DEPOK - Politisi Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya turut mengomentari pernyataan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang meminta para ulama untuk tidak terjebak kekuasaan.
Mustofa Nahrawardaya mengaku bersyukur dan berharap ajakan Ma’ruf Amin agar tidak terjebak kekuasaan dapat didengar para ulama.
“Alhamdulillah. Semoga para Ulama mendengar ajakan mulia ini. Pingin nangis rasanya,” ucap Mustofa Nahrawardaya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @TofaTofa_id.
Alhamdulillah. Semoga para Ulama mendengar ajakan mulia ini. Pingin nangis rasanya. ???????????? pic.twitter.com/UYezeYZct4— MUSTOFA NAHRAWARDAYA (@TofaTofa_id) December 4, 2021
Baca Juga: Ditanya Soal yang Disukainya dari Sosok Rizky Billar, Lesti Kejora: Nggak Ada
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta seluruh ulama tak terjebak lagi pada aspek kekuasaan.
Hal itu disampaikan Ma’ruf Amin saat membuka Muktamar Nasional ke-25 Rabithah Alawiyah melalui konferensi video pada Sabtu, 4 Desember 2021.
"Saya berharap kita tidak terjebak pada aspek kekuasaan, karena kekuasaan itu bukan kewenangan kita, kekuasaan adalah kewenangan Allah," kata Ma’ruf Amin seperti dikutip dari Antara.
Ma’ruf mengatakan di era globalisasi saat ini penguatan akidah dan ekonomi umat merupakan tugas mendesak yang harus dipikul para ulama.
Baca Juga: Cuitan Twitter Polri Terkait Kasus Novia Widyasari Menuai Komentar Pedas dari Netizen
Baca Juga: 4 Fenomena Langit pada Desember 2021, Mulai dari Komet Leonard hingga Kemunculan Mars
"Perbaikan yang harus kita lakukan sekarang ini, yang menurut saya paling mendesak, pertama tentu saja akidah dan yang kedua adalah memberdayakan umat Islam melalui penguatan ekonomi umat," ujarnya.
Menurut Ma’ruf, penguatan akidah umat penting dilakukan agar prinsip himayatul ummah dalam ajaran Islam tetap terjaga, yakni melindungi umat dari praktik-praktik kehidupan yang dilarang agama.
"Penguatan akidah umat ini penting supaya tidak goyah, kita menjaga umat dari akidah dan pemahaman yang menyimpang. Ini harus kita jaga terus, kita mengawal terus," ujar Ma’ruf.
Oleh karenanya, pria berusia 78 tahun ini meminta para ulama tidak lagi terjebak pada kekuasaan.***