Network
PR DEPOK - Politisi Partai Demokrat Cipta Panca Laksana turut menyoroti pernyataan Menkeu Sri Mulyani mengenai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani mengungkap 68 persen BUMN penerima modal negara terancam bangkrut.
Mengenai pernyataan Menkeu Sri Mulyani soal 68 persen BUMN penerima modal negara terancam bangkrut, Cipta Panca dalam tanggapannya turut menyinggung Dede Budhyarto.
Seolah menyindir, Cipta Panca mengatakan kemungkinan penerima modal negara bakal bangkrut ini tidak diungkap dirinya melainkan Menkeu Sri Mulyani.
Baca Juga: Inilah Penyebab Kematian Laura Anna, Selebgram Muda Mantan Pacar Gaga Muhammad
"Ini yang ngomong SMI lho bukan gue yang ngomong kang biawak @kangdede78 jadi jangan marah sama gue," katanya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @panca66.
Seperti kabar yang beredar, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan bahwa 68 persen BUMN yang menerima penyertaan modal negara kemungkinan akan bangkrut.
Lebih lanjut, Sri Mulyani melaporkan jika lebih dari setengah BUMN yang menerima PMN, memiliki utang cukup besar di atas rata-rata industrinya yang dilihat melalui debt to equity versus industri.
Baca Juga: Munarman Menangis Saat Pembacaan Eksepsi, Ferdinand Hutahaean: Aku Pikir Singa Ternyata Cuma Begini
Dituturkan Sri Mulyani, hal tersebut berdasarkan laporan keuangan BUMN penerima PMN yang kemudian diolah dengan metode Altman Z-Score, yakni suatu metode yang dilakukan untuk memprediksi kebangkrutan.
Untuk Altman Z-Score dari sisi distress atau kemungkinan bangkrut, kata Sri Mulyani, ada 68 persen dari BUMN dan 32 persennya kategori aman.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa pihaknya akan terus memperhatikan kinerja BUMN yang mendapat suntikan modal negara. Hal ini dimaksudkan agar ke depannya, keuangan BUMN tersebut tetap sehat.
Baca Juga: Kembali Kritik Soal Sumur Resapan di Jakarta, Guntur Romli Minta PSI untuk Mengusutnya
Diungkap Menkeu Sri Mulyani, hal ini merupakan salah satu yang harus perhatikan supaya bagian besar, di mana scale down atau dilakukan penerima modal negara akan sehat kembali agar tidak over laverage.***
