PR DEPOK - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin belum lama ini mengonfirmasi adanya varian Omicron di Indonesia.
Temuan kasus pertama varian Omicron ini ditemukan pada salah satu petugas kebersihan di Wisma Atlet.
Dilaporkan bahwa petugas kebersihan di Wisma Atlet yang terkonfirmasi positif Omicron tersebut memiliki riwayat perjalan ke luar negeri.
Namun apakah penyebaran virus Omicron ini bisa dicegah menggunakan vaksin Covid-19.
Vaksin memang disuntikkan ke tubuh seseorang untuk melawan virus, satu di antranya Omicron.
Antibodi yang dihasilkan pasca menerima vaksin diharapkan mampu menangkal varian Omicron.
Namun, efektivitas dari vaksin untuk melawan gempuran Omicron ini mulai dipertanyakan.
Baca Juga: Twibbon Hari Ibu Nasional 2021 Gratis, Segera Bagikan ke Media Sosial Anda!
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari NBC News pada Kamis, 16 Desember 2021, berikut penjelasan terkait efektivitas vaksin terhadap Omicron.
Sebuah analisis menunjukkan bahwa suntikan vaksin Pfizer-BioNTech 70 persen efektif.
Vaksin tersebut dapat melindungi terhadap pasien rawat inap dari infeksi varian Omicron.
Data awal juga menghasilkan informasi, bahwa suntikan booster juga mengambil peran.
Suntikan booster berperan melawan penurunan antibodi terhadap varian Omicron.
Baca Juga: Simak Perbedaan Gejala Omicron dengan Varian Delta pada Pasien yang Terjangkit
Ini merupakan data yang dirilis oleh administrator perawat kesehatan terbesar di Afrika Selatan.
Lebih lanjut, Pfizer mengumumkan, bahwa dosis ketiga sangat melindungi terhadap varian baru.
Hasil ini didapatkan oleh mereka melalui serangkaian tes di dalam laboratorium.
Kendati demikian, temuan ini harus dikonfirmasi dalam pengaplikasiannya di dunia nyata.
Studi lebih lanjut menunjukkan, bahwa varian tersebut dapat menghindari beberapa perlindungan vaksin.
Kendari demikian, para ahli juga menekankan, bahwa sistem kekebalan memiliki alat lain.
Kemungkinan dapat mengenali dan melawan virus, bahkan ketika tingkat antibodi berkurang.
Sementara dilaporkan oleh pihak terkait, bahwa tidak ada indikasi pasien terinfeksi memiliki gejala lebih parah.
Sebelumnya diketahui, menurut WHO kasus varian Omicron telah dikonfirmasi merebak beberapa negara.***