PR DEPOK - Pertengahan Desember lalu, Indonesia melaporkan kasus pertama varian Omicron yang merupakan imported case.
Hingga kini, 98 persen kasus Omicron di Tanah Air berasal dari pelaku perjalanan internasional.
Namun memasuki masa libur Natal dan tahun baru (Nataru) mengapa pemerintah tidak memutuskan untuk memperketat mobilitas masyarakat untuk mencehah meledaknya kasus baru?
Baca Juga: 4 Strategi Pemerintah untuk Tangani Penyebaran Kasus Omicron di Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah memutuskan untuk memlonggarkan berbagai kegiatan selama Nataru karena laju penularan Covid-19 bisa terkendali dengan baik.
"Ini yang menyebabkan kenapa kita confidence (percaya diri) untuk membuka gerakan orang secara lebih leluasa pada menjelang Natal dan tahun baru kali ini," ujar Muhadjir dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Selama dua pekan terakhir, kasus harian nasional terus mengalami penurunan dengan rata-rata kasus konfirmasi 100-300 kasus per hari.
Baca Juga: Egy Maulana Akui Indonesia Tak Gentar Hadapi Thailand di Final Piala AFF 2020: Bola itu Bundar
Selain itu, tren positivity rate juga semakin rendah di bawah 1 (0,1-0,2 persen).