Network
Baca Juga: Hingga 2024, Kementan Targetkan Kenaikan Produksi Cabai dan Bawang Merah 7 Persen
"Saya punya 1.000 pertanyaan kepada @Dishub_JKT yang menata parkir di Kali Besar. Sudah ada mesin tiket elektronik tapi saya dipaksa untuk bayar manual (katanya ada surat tugas juru parkir apalah). Saya kukuh untuk bayar dengan kartu, malah diusir sama mereka. Apa bedanya toh?," tulis Andriansyah dalam akun twitternya.
Atas kejadian tersebut, pihak Humas Parkir Jakarta menyampaikan permintaan maafnya karena telah membuat salah satu warga DKI tidak nyaman dengan perbuatan juru parkir dan sistematikan TPE yang diterapkan berbeda-beda di setiap wilayah.
Pihak Humas Parkir DKI juga menjelaskan bahwa sistematika TPE dijalankan secara dua shift, satu oleh petugas yang digaji oleh pihak TPE dan mengharuskan warga parkir menggunakan mesin TPE dan shift dua oleh juru parkir lia yang tidak digaji oleh pihak TPE.
Baca Juga: Pemkot Depok Targetkan 1.420 Balita Rutin Diberikan Vitamin
"Mohon maaf atas ketidak nyamanan yang bapak alami di lokasi tersebut. Mesin TPE di Kali Besar difungsikan hanya pada shift 1, oleh juru parkir berpenghasilan tetap. Sedangkan untuk shift 2, dilayani oleh juru parkir pada umumnya yang mendapat upah dari pembayaran secara manual," tulis akun @humasparkirdki.
Dalam waktu dekat, kata Humas Parkir DKI, pihaknya akan melaksanakan pungutan di shift 2 berbasis e-payment dengan berbagai jenis e-payment, termasuk Standar QR Kode (QRIS).
"Kami juga telah memberikan teguran keras pada petugas untuk tidak mengulangi perbuatannya," tuturnya.
Atas pembagian tugas dari mesin TPE dan juru parkir liar banyak netizen yang ikut mengomentari fakta tersebut, beberapa dari mereka banyak yang terkejut karena ada pembagian tugas antara mesin dengan manusia.
Baca Juga: Akibat Makan Bersama di Restoran, 2 Orang Positif Virus Corona
