Dirinya memprediksi para pengemudi ojek daring akan kehilangan 30 persen pendapatan apabila proses belajar di Jakarta ditiadakan.
Menurutnya, para pelajar lah menjadi penumpang yang bisa diandalkan oleh sejumlah pengemudi ojek daring setiap pagi saat berangkat sekolah serta sore saat pulang sekolah.
“Saya setiap pagi biasanya minimal 3 penumpang anak sekolahan,” lanjutnya.
Hal senada pun dikatakan pengemudi ojek daring lainnya yakni Nisam (40) yang mengatakan bahwa 60 persen penumpang berasal dari kalangan umum seperti pekerja kantoran dan sisanya jasa pengantar makanan.
“Kalau sekolah diliburkan, objek wisata ditutup, ditambah menurut kabar tidak lama lagi pekerja kantor akan dirumahkan sementara. Nanti kita mau narik apa,” terang Nisam.
Nisam menjelaskan imbas dari libur dan tutup nya sejumlah tempat di Jakarta terasa dari penghasilan per harinya.
“Umpanya kalo hari biasa bisa dapat Rp 100.000, terus dengan liburnya sekolah kemungkinan hanya bisa mendapatkan Rp 70.000 per harinya,” tuturnya.
Baca Juga: Petugas Medis di India Klaim Penggunaan Obat Flu Babi dapat Sembuhkan Virus Corona