PIKIRAN RAKYAT - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk menutup sementara proses belajar di wilayahnya selama 2 pekan.
Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu pada Sabtu, 14 Maret 2020 lalu.
Hal tersebut ditempuh dalam upaya mencegah penyebaran virus corona lebih meluas dimana pada hari yang sama jumlah kasus pasien virus corona mengalami lonjakan cukup banyak menjadi 96 orang yang sebelumnya 69.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga menunda pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat menengan atas yaitu SMK dan SMA/MA.
“Dengan keputusan ini maka jajaran Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta akan menyediakan materi belajar jarak jauh, karena kita sudah mengantisipasi situasi ini sedari beberapa waktu lalu,” kata Anies Baswedan seperti diberitakan sebelumnya oleh Pikiran-Rakyat.com.
Anies juga mengatakan bahwa selain sekolah, di Jakarta juga terdapat tempat kursus dan pendidikan informal lainnya agar mengambil sikap serupa, yaitu melakukan proses belajar mengajar jarak jauh.
Baca Juga: Minimalisir Penyebaran Virus Corona di Indonesia, Erick Thohir: Kita Harus Bersatu!
Imbas dari kebijakan yang ditempuh Anies Baswedan turut dirasakan pengemudi ojek dari bernama Lamin (49).
“Kalau sekolah diliburkan, kita para pengemudi ojol (ojek online red.) pasti sepi,” ujar Lamin seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.
Dirinya memprediksi para pengemudi ojek daring akan kehilangan 30 persen pendapatan apabila proses belajar di Jakarta ditiadakan.
Menurutnya, para pelajar lah menjadi penumpang yang bisa diandalkan oleh sejumlah pengemudi ojek daring setiap pagi saat berangkat sekolah serta sore saat pulang sekolah.
“Saya setiap pagi biasanya minimal 3 penumpang anak sekolahan,” lanjutnya.
Hal senada pun dikatakan pengemudi ojek daring lainnya yakni Nisam (40) yang mengatakan bahwa 60 persen penumpang berasal dari kalangan umum seperti pekerja kantoran dan sisanya jasa pengantar makanan.
“Kalau sekolah diliburkan, objek wisata ditutup, ditambah menurut kabar tidak lama lagi pekerja kantor akan dirumahkan sementara. Nanti kita mau narik apa,” terang Nisam.
Nisam menjelaskan imbas dari libur dan tutup nya sejumlah tempat di Jakarta terasa dari penghasilan per harinya.
“Umpanya kalo hari biasa bisa dapat Rp 100.000, terus dengan liburnya sekolah kemungkinan hanya bisa mendapatkan Rp 70.000 per harinya,” tuturnya.
Baca Juga: Petugas Medis di India Klaim Penggunaan Obat Flu Babi dapat Sembuhkan Virus Corona
Keduanya berharap, penyebaran virus corona yang terjadi di Indonesia agar bisa dengan cepat diselesaikan sehingga roda perekonomian mereka tidak terganggu.
Untuk menyiasati berkurangnya penumpang dengan ditutupnya sekolah, Nisam dan Lamin mengharapkan jasa pemesanan makanan justru meningkat.
"Semoga aja yang pesan makanan jadi banyak, karena orang semua pada ditutup, orang-orang tidak berani keluar rumah, jadi kami bisa kebagian rejeki," jelas Lamin.
Baca Juga: Kemenpora dan PSSI Resmi Tunda Sementara Liga 1 dan 2 Tahun 2020 Akibat Pandemi Virus Corona
Akibat sepinya penumpang, Nisam, Lamin dan pengendara ojek daring lainnya, lebih banyak nongkrong di pangkalan tempat biasa mereka menunggu penumpang.***