Menkes Budi Gunadi: Strategi Pemerintah Hadapi Omicron Sedikit Berbeda dengan Delta

- 27 Januari 2022, 20:04 WIB
Ilustrasi. Omicron ternyata bukan hasil rekombinasi dari varian Covid-19 sebelumnya. Peneliti ungkap fakta yang mengejutkan.
Ilustrasi. Omicron ternyata bukan hasil rekombinasi dari varian Covid-19 sebelumnya. Peneliti ungkap fakta yang mengejutkan. /Reuters/Dado Ruvic

PR DEPOK - Menteri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa strategi atau langkah penanganan menghadapi Omicron berbeda dengan Delta.

Menkes Budi Gunadi berkata bahwa varian Omicron ini harus dihadapi berbeda dari varian Delta, karena karakterisasi gelombang yang muncul di masyarakat.

Oleh karena itu, strategi penanganan Omicron dan Delta, menurut Menkes Budi Gunadi harus dilakukan dengan cara berbeda pula.

Baca Juga: Peacemaker Dipastikan Hadir Kembali dalam Serial atau Film DCEU Lainnya

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com, Menkes Budi berkata bahwa sebenarnya varian Omicron ini jauh lebih jinak dibanding barian Delta.

"Strategi pemerintah hadapi Omicron sedikit berbeda dengan Delta. Omicron keparahannya rendah, orang tanpa gejala dan gejala ringan, demam dan batuk. Sebenarnya bisa sembuh tanpa dibawa ke rumah sakit," katanya

Berdasarkan riset, memang tingkat fatality varian Delta jauh lebih tinggi di bandung Omicron.

Baca Juga: Barcelona Incar Adama Traore setelah Berniat 'Buang' Ousmane Dembele

Namun ciri khas varian Omicron yang diwaspadai pemerintah adalah karena tingkat penyebaran di masyarakat yang cepat dan luas.

"Dalam waktu singkat akan ada jumlah kenaikan yang tinggi," katanya.

Meskipun kenaikan tinggi, menurut Budi, pasien terjangkit varian Omicron ini masih bisa dirawat di rumah karena mayoritas berjalan ringan.

Berbeda dengan orang yang terpapar varian Delta yang kebanyakan mesti dirawat di rumah sakit karena gejalanya mayoritas berat.

Baca Juga: Lirik Lagu Because of You oleh Chancellor, OST Rookie Cops dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

"Karena kalau Delta keparahannya tinggi, kita siapkan rumah sakit," ujar Budi.

Oleh karena itu Budi mengatakan bahwa saat ini pemerintah masih mengkaji langkah penanganan utamanya ketersediaan tempat tidur di rumah sakit (BOR).

Namun Budi mengatakan saat ini ketersediaan BOR masih aman karena hanya sekitar 10% saja yang terisi oleh pasien Covid-19 secara keseluruhan.

"Ini di bawah kapasitas tempat tidur isolasi yang masih bisa ditambah. Saat Juli 2021, Delta tinggi, kami bisa naikan ke 120-130 ribu unit. Yang siap dipakai saat ini berjumlah 80 ribuan dan terisi 7.688," pungkasnya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x