PR DEPOK - Pakar Telematika, Roy Suryo baru-baru ini mengungkap rekam jejak digital mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Sejumlah berita yang disoroti Roy Suryo adalah tentang Ahok, yang diduga memperkejakan buzzer untuk membuat berita-berita hoaks.
Dalam keterangannya, Roy Suryo mengaku sudah mengetahui kabar tersebut dari lama. Bahkan tak hanya media lokal, menurutnya media internasional seperti The Guardian pun ikut memberitakan hal itu.
"Apa yg ditulis oleh TribunNews kemarin (Minggu, 30/01/22) ttg 'BuzzerRp Ahok' tsb memang bukan hal yg baru, The Guardian sdh menulisnya tgl 22/07/08 lalu," ujar Roy Suryo seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @KRMTRoySuryo.
Tak hanya itu, Roy Suryo juga menyebut situs Turn Back Hoax yang kerap meluruskan kabar-kabar palsu juga membenarkan kabar tentang Ahok tersebut.
Kabar yang diverifikasi kebenarannya oleh Turn Back Hoax adalah yang disampaikan oleh laman The Guardian yang berjudul "'Saya merasa jijik': di dalam pabrik akun Twitter palsu di Indonesia".
Dari berita-berita tersebut, Roy Suryo pun akhirnya menyimpulkan bahwa Ahok memang membayar buzzer untuk membuat berita palsu, tepatnya ketika bersaing dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu.
"Bahkan Situs TurnBackHoax-pun sdh memverifikasi. Kesimpulannya, Mantan Napi tsb punya BuzzerRp Pembuat HoaX, TERWELU. AMBYAR," ujarnya menjelaskan.
Dalam artikel yang dimuat oleh Turn Back Hoax, berita yang diungkap oleh The Guardian tentang Ahok yang memiliki buzzer memang benar adanya.
Terdapat beberapa fakta yang diungkap oleh The Guardian seperti masing-masing buzzer Ahok diwajibkan membuat 5 akun Facebook, 5 akun Twitter dan 1 akun Instagram.
Kemudian para buzzer tersebut bertugas untuk melawan sentimen anti Ahok, dan mengejek tim lawan atau kelompok Islam yang mendukung lawan Ahok.
Para buzzer itu juga diketahui mendapat bayaran sekitar Rp4 juta dan ditempatkan di sebuah rumah mewah di kawasan Menteng.
Lalu masing-masing dari mereka diperintahkan untuk membuat 60 sampai 120 cuitan per hari di akun Twitter palsu mereka, dan unggahan status di Facebook.***