PR DEPOK - Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief mengomentari kesaksian warga di Desa Wadas, yang mengungkapkan kondisi di detik-detik penangkapan oleh aparat pada Selasa, 8 Februari 2022 lalu.
Dalam video yang disematkan oleh Ali Syarief, seorang pemuda yang mengalami penangkapan menceritakan kacaunya situasi saat itu.
Pemuda tersebut menjelaskan sikap aparat yang tiba-tiba menangkap warga yang tidak bersalah, hingga menangkap masyarakat yang sedang menunaikan ibadah salat di masjid.
"Pas orang salat aja ditangkap pak, orang salat di mesjid, duduk ditangkap. Pas salat selesai salam tiba-tiba ditangkap, nggak tahu kenapa," kata pemuda di Desa Wadas.
Menurutnya saat itu, para polisi datang tanpa menggunakan seragam, melainkan hanya menggunakan baju bebas biasa, tetapi dengan membawa borgol.
Banyak warga yang menurutnya tidak melawan ketika ditangkap oleh para aparat saat kejadian. Akan tetapi tidak merubah perlakuan para aparat kepada warga di sana.
Menanggapi kesaksian tersebut, Ali Syarief langsung teringat pada pernyataan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Moh Mahfud MD.
Dia berpendapat bahwa kesaksian pemuda di Desa Wadas tersebut telah menghina ucapan Mahfud MD, yang sebelumnya mengklaim tidak ada kekerasan yang dilakukan aparat kepada warga di Desa Wadas.
"Pengakuan lugu yg mencemooh pernyataan menkopolhukam @mohmahfudmd," kata Ali Syarief seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @alisyarief pada Jumat, 11 Februari 2022.
Menko Polhukam, Mahfud MD sebelumnya memang mengklaim bahwa tidak ada kekerasan yang dilakukan oleh aparat polisi kepada warga di Desa Wadas.
Pernyataann itu disampaikan buntut ricuhnya situasi di Desa Wadas ketika para aparat mengawal Badan Pertahanan Nasional (BPN), yang hendak mengukur lahan untuk keperluan tambang atau Bendungan Bener.
Dalam pernyataannya, Mahfud MD menjelaskan bahwa sikap para aparat sudah sesuai dengan prosedur, dan tidak ada penembakkan saat itu.
"Polisi sudah bertindak sesuai prosedur untuk menjamin keamanan masyarakat. Tidak ada kekerasan dari aparat, tidak ada penembakkan," ujar Mahfud MD dilansir dari Antara.
Kendati demikian, terdapat puluhan warga yang ditangkap akibat bentrokan aparat dengan warga Desa Wadas tersebut, termasuk anak-anak.
Setelah melakukan pendataan dan pemeriksaan, sebanyak 66 orang warga Desa Wadas dipulangkan oleh polisi menggunakan dua bus.
Mereka juga diketahui dibekali dengan bantuan bahan kebutuhan pokok dan tali asih dari Kapolda Jawa Tengah.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Iqbal Alqudusy mengungkapkan bahwa pihaknya telah memperlakukan puluhan warga Desa Wadas dengan humanis.***