Peneliti: Kualitas Udara Buruk Bisa Perparah Penyebaran Virus Corona

- 1 Mei 2020, 10:00 WIB
Sejumlah pekerja berjalan usai bekerja dengan latar belakang gedung perkantoran di Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (16/4/2020). Pemprov DKI Jakarta akan memberikan saksi berupa mencabut perizinan kepada perusahaan yang tetap beroperasi di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kecuali sebelas sektor yang memang diizinkan.
Sejumlah pekerja berjalan usai bekerja dengan latar belakang gedung perkantoran di Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (16/4/2020). Pemprov DKI Jakarta akan memberikan saksi berupa mencabut perizinan kepada perusahaan yang tetap beroperasi di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kecuali sebelas sektor yang memang diizinkan. /ANTARA/

"Kami kampanyekan beberapa tahun belakang agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan pengendalian pencemaran berbukti ilmiah,” ujarnya.

Baca Juga: 3 Fenomena Langit Langka Akan Terjadi Sepanjang Bulan Mei, Catat Tanggalnya

“Ini penting karena ke depannya keputusan pemerintah untuk kendalikan pencemaran udara tentu akan mempertimbangkan data sebelum-sebelumnya," tuturnya.

Menurut dia, Indonesia dapat melihat contoh baik yang terjadi di Tiongkok yang sejak 2014 membuka informasi terkait pengendalian polusi udaranya.

Dengan keterbukaan informasi di sana asisten profesor di MIT Sloan School of Management, Cambridge, dapat meneliti penurunan emisi dari sumber-sumber pencemaran seperti dari pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, gas, dan biomassa, sehingga masyarakat dan peneliti juga dapat mengikuti seberapa jauh pencemaran udara sudah berkurang.

Baca Juga: Tenggak Racun Tikus Agar Bantuan Cair, Pakar: Pemerintah Thailand Tak Bisa Lindungi Rakyat

Sebelumnya, Guru Besar Universitas Indonesia (Gubes UI) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Prof Dr Budi Haryanto mengatakan penyakit kronis akibat polusi udara dapat memicu komorbiditas keparahan pasien COVID-19.

Budi mengatakan studi terbaru dari Harvard University memastikan bahwa orang-orang yang sudah lama terpapar polusi udara menjadi kelompok yang paling rentan terkena COVID-19.

Penelitian tersebut mendapati adanya kaitan antara peningkatan 1 μg/m3 PM2.5 dengan kualitas udara saat ini, dapat berdampak pada 15 persen tingkat kematian akibat COVID-19.

Baca Juga: Umat Islam di Israel Terpaksa Gelar Salat Tarawih di Lapangan Parkir saat Masjid Ditutup

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x