PIKIRAN RAKYAT - Wakil DPRD Surabaya, Reni Astuti mengatakan bahwa dirinya terima pengaduan dari seorang warga yang mengeluhkan biaya tes swab di rumah sakit swasta.
Diketahui seorang warga tak mampu secara ekonomi tersebut saat ini bertstaus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), setelah sebelumnya melakukan tes swab dengan merogoh kocek sebesar Rp 2,2 juta tanpa adanya bantuan dari pemerintah kota setempat.
"Kemarin (Rabu, 6 Mei 2020), ia mengadu ke saya soal mahalnya biaya swab," kata Reni Astuti seperti dikutip Antara oleh Pikiranrakyat-depok.com.
Baca Juga: Cek Fakta: Umat Islam Arab Beramai-ramai Murtad Setelah Virus Corona Merebak, Simak Faktanya
Warga yang diketahui bekerja sebagai cleaning service ini, kata Reni, mengalami sakit demam dan kemudian dirinya memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat selama dua kali.
Pada saat itu, pihak Puskesmas tidak menyarankan untuk melakukan tes cepat covid-19.
Namun, dirinya dipaksa untuk ikut tes cepat oleh pihak kantor di tempat ia bekerja, lalu ia melakukan tes cepat itu dan diketahui hasilnya positif Virus Corona.
Baca Juga: Wanita Ini 'Diselamatkan' oleh Virus Corona Setelah Dokter Temukan Masalah pada Jantungnya
Mendapati hal itu, warga tersebut berinisiatif sendiri melakukan tes lanjutan atau swab di salah satu rumah sakit swasta di Surabaya. Saat dilakukan swab, warga tersebut disarankan dokter untuk rawat inap di rumah sakit.
Merasa tidak mampu untuk mebayar biaya rawat inap di rumah sakit, akhirnya dia tidak mengikuti saran dokter tesebut. Selain itu, dirinya pun diminta oleh pihak RS untuk membayar biaya tes swab sebesar Rp 2,2 juta.