PR DEPOK - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut gagalnya kesepakatan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina, mendorong eskalasi konflik bersenjata.
Jokowi juga mengatakan, gagalnya kesepakatan antara Rusia dan Ukraina dikhawatirkan akan menambah korban jiwa dan krisis kemanusiaan di negara dengan ibu kota Kyiv itu.
"Perang adalah persoalan ego, melupakan sisi kemanusiaan, dan hanya menonjolkan kepentingan dan kekuasaan," kata Jokowi seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Twitter @Jokowi pada Rabu, 9 Maret 2022.
Baca Juga: Buang Messi Ke PSG, Presiden Barcelona Joan Laporta Akui Tidak Menyesal
Merujuk data UNHCR, Jokowi mengatakan sudah 1,2 juta orang harus mengungsi ke negara lain akibat perang Rusia dan Ukraina.
"Apabila krisis berlanjut niscaya akan terjadi “Krisis pengungsi terbesar sepanjang abad”. Inilah yang harus kita sama-sama cegah agar jangan sampai terjadi," imbuh Jokowi.
Rusia dan Ukraina, kembali mengadakan pertemuan untuk ketiga kalinya pada Senin, 7 Maret 2022.
Pertemuan delegasi kedua negara ini dilakukan setelah Presiden Vladimir Putin, mengklaim dua wilayah Ukraina, yakni Lugansk dan Donetsk.
"Ini bukan kami yang merebut Lugansk dan Donetsk dari Ukraina, Donetsk dan Lugansk tidak ingin menjadi bagian dari Ukraina, tapi bukan berarti mereka harus dihancurkan sebagai hasilnya," kata Dmitry Peskov seperti dikutip dari Reuters.
"Selebihnya, Ukraina adalah negara merdeka yang akan hidup seperti yang diinginkannya, tetapi dalam kondisi netralitas," tambah juru bicara Kremlin itu.
Dmitry Peskov mengatakan semua tuntutan telah dirumuskan dan diserahkan kepada Ukraina, selama negosiaai putaran pertama, antara delegasi kedua negara, yang berlangsung pekan lalu.
"Kami berharap semua ini akan berjalan baik dan mereka akan bereaksi dengan cara yang sesuai," ucap Dmitry Peskov.
Rusia telah dipaksa untuk mengambil tindakan tegas untuk memaksa demiliterisasi Ukraina.***