Baru Ditangkap di Lampung Tengah, Kenapa Mitsuhiro Taniguchi Jadi Buronan Polisi Jepang?

- 8 Juni 2022, 17:08 WIB
Ilustrasi - Mitsuhiro Taniguchi merupakan seorang buronan kepolisian Jepang akibat kasus penipuan subsidi pandemi Covid-19.
Ilustrasi - Mitsuhiro Taniguchi merupakan seorang buronan kepolisian Jepang akibat kasus penipuan subsidi pandemi Covid-19. /Pixabay/Prawny.

PR DEPOK - Mitsuhiro Taniguchi merupakan seorang buronan kepolisian Jepang dalam kasus penipuan subsidi pandemi Covid-19 yang baru saja ditangkap di Indonesia.

Kabarnya, Mitsuhiro Taniguchi ditangkap Imigrasi Bandar Lampung bersama Polsek Kalirejo dan Polres Lampung Tengah di Kalirejo, Lampung Tengah pada Selasa, 7 Juni 2022 pukul 22.30 WIB.

Untuk diketahui, Mitsuhiro Taniguchi adalah pria yang masuk dalam daftar orang paling dicari secara internasional oleh Departemen Kepolisian Metropolitas Tokyo.

Buronan berusia 47 tahun ini dicurigai telah menerima subsidi Covid-19 pemerintah secara curang untuk usaha kecil yang berjuang di masa pandemi.

Baca Juga: Hasil Indonesia Masters 2022 Hari Ini, 8 Juni 2022, Tommy Sugiarto Kalah dari Wakil Hongkong

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Asahi, total subsidi yang diterima Mitsuhiro Taniguchi diperkirakan mencapai 7,38 juta dolar AS atau sekitar Rp106 miliar.

Sebelumnya, keberadaan Mitsuhiro ini tidak diketahui setelah meninggalkan Jepang. Namun mulai terkuak ketika dirinya ke Indonesia pada Oktober 2022.

Seorang pria yang berbicara dengan Mitsuhiro sekitar dua bulan sebelum keberangkatannya mengatakan tersangka telah berulang kali mengajukan permohonan subsidi palsu dengan berkolusi dengan kenalannya.

Baca Juga: Berapa Besaran Dana PKH dan BPNT Juni 2022 yang Diterima KPM? Cek di Sini Segera

Aplikasi penipuan yang diajukan oleh kelompok Taniguchi termasuk anggota keluarganya, diyakini berjumlah 1.789 sejak pemerintah mulai menerima aplikasi pada Mei 2020.

Kelompok ini menggunakan informasi yang diperoleh dari peserta seminar yang diadakan tentang subsidi pemerintah, termasuk salinan ID mereka, informasi rekening bank dan salinan pengembalian pajak.

Menurut sumber investigasi, hingga 1 juta Yen dibayarkan kepada pelamar untuk program pemerintah. Taniguchi dan anggota lainnya diberikan hingga ratusan ribu yen dalam kasus demi kasus sebagai bentuk suap.

Baca Juga: Usai Kalah dari Sabah FC, Thomas Doll Ingin Pemain Persija Mainkan Sistem Offensive Football

Tetapi setelah akhir Juli tahun itu, banyak aplikasi yang tertunda untuk disetujui, yang menyebabkan peningkatan tajam keluhan dari kolaborator, menurut pria itu.

Konfederasi tampaknya marah karena mereka tidak dapat mengumpulkan subsidi meskipun telah bayar suap kepada kelompok.

Surat Pemberitahuan Pajak yang dibuat untuk mengajukan subsidi berisi informasi yang hampir sama mengenai pendapatan dan hal lain meskipun nama dan tanggal lahir pemohon diubah.

Taniguchi mengatakan, pihak berwenang mungkin mulai curiga soal keaslian aplikasi. Ditambah dengan fakta bahwa kelompok itu mengajukan jumlah yang besar.

Baca Juga: Ukraina akan Rebut Kembali Wilayah yang Dikuasai Rusia, Volodymy Zelensky Sebut Jalan Buntu Bukan Pilihan

Selanjutnya, Taniguchi meminta untuk diperkenalkan seorang kenalan yang menjalankan bisnis sukses di Indonesia. Tersangka rupanya sedang berusaha menyelesaikan masalah dengan para komplotan dengan menggalang dana di Indonesia melalui kontak kenalannya disana.

Taniguchi menjadi khawatir dia dapat menjadi target penyelidikan polisi ketika dia mengetahui bahwa penyelidik sedang menginterogasi seorang anak dibawah umur yang menggunakan aplikasi yang melibatkan kelompoknya.

Pada tanggal 30 Mei, polisi Tokyo menangkap tiga anggota keluarga Taniguchi termasuk mantan istrinya dan kedua putranya karena dicurigai ikut melakukan penipuan.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah