PR DEPOK- Simak isi teks Proklamasi asli yang ditulis tangan oleh Ir Soekarno beserta ketikan autentik dari Sayuti Melik.
Disetiap pelaksanaan upacara Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Presiden Indonesia akan membacakan isi teks Proklamasi.
Namun perlu diketahui, isi bacaan teks Proklamasi yang dibacakan ternyata bukan isi teks asli yang ditulis tangan oleh Ir Soekarno, melainkan yang telah diketik ulang oleh Sayuti Melik.
Teks Proklamasi itu disebut sebagai Naskah Proklamasi Otentik atau autentik, sedangkan naskah yang asli disebut Naskah Proklamsi Klad.
Baca Juga: 20 Link Twibbon 17 Agustus 2022 Terbaru, Cocok untuk Memeriahkan HUT ke-77 RI
Lantas seperti apa wujud asli dari isi teks Proklamasi yang ditulis tangan oleh Ir Soekarno? Simak informasi berikut ini yang dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cagarbudaya.kemdikbud.go.id
Isi teks Proklamasi asli yang ditulis tangan Ir Soekarno (Naskah Proklamsi Klad)
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini
menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan
kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh
jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17 - 8 - '05
Wakil2 bangsa Indonesia
Isi teks Proklamasi yang diketik Sayuti Melik (Naskah Proklamsi Autentik)
P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia dengan ini
menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan
kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.
Dari dua naskah teks tersebut, ada beberapa perbedaan yang bisa kita ketahui dari teks Proklamasi hasil tulisan tangan Ir Soekarno dengan ketikan Sayuti Melik, yaitu
1. Kata "hal2" pada paragraf kedua baris pertama diubah menjadi "hal-hal."
2. Kata "saksama" pada paragraf kedua baris kedua diubah menjadi "tempo."
3. Penulisan tanggal dan bulan "Djakarta 17-08-05" menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05."
4. Kalimat "wakil2 bangsa Indonesia" menjadi "Atas nama bangsa Indonesia."
Baca Juga: Komnas HAM Cek Langsung Jumlah Tembakan di TKP Penembakan Brigadir J
Sebagai informasi tambahan, naskah tulisan sempat dibuang karena dianggap sudah tidak diperlukan lagi, tetapi akhirnya naskah teks tersebut diambil dan disimpan oleh Burhanuddin Mohammad Diah.
Kemudian pada tahun 1995, Burhanuddin Mohammad Diah menyerahkan naskah tersebut kepada Presiden Soeharto yang selanjutnya disimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia.
.***