PR DEPOK - Peringatan Hari Ibu (PHI) yang diperingati setiap 22 Desember adalah sebagai rangka memberikan ucapan kasih sayang dan rasa terimakasih kepada Ibu yang telah merawat dan memberikan kasih sayang penuh pada seorang anak.
Namun, di balik momen khusus itu, Peringatan Hari Ibu di Indonesia ternyata memiliki sejarah yang berbeda dengan negara-negara lain.
Sejarah mencatat, Peringatan Hari Ibu merupakan tonggak perjuangan perempuan untuk terlibat dalam upaya merebut kemerdekaan dan pergerakan perempuan Indonesia dari masa ke masa.
Baca Juga: Link Nonton Drakor Curtain Call Sub Indo, Spoiler: Ha Ji Won Menangis, Kang Ha Neul Bantu Menghibur
Jika melihat dari sejarah sebenarnya, pejuang-pejuang perempuan pada abad ke-19 telah merintis organisasi perempuan melalui gerakan perjuang yang mereka inisiasi.
Para pejuang perempuan tersebut adalah M. Christina Tiahahu, Cut nyak Dien, Cut Mutiah, R.A Kartini, Walanda Maramis, dan Dewi Sartika.
Gedung Mandala Bhakti Wanitatama menjadi saksi sejarah berkumpulnya 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera pada saat itu.
Baca Juga: Apa Arti Cepmek? Ini Makna Istilah Viral yang Paling Dicari di 2022 dan Menempati Posisi ke 2
Melalui perkumpulan di Gedung Mandala Bhakti Wanitatama itu, Kongres Perempuan atau Kongres Wanita Indonesia (Kowani) akhirnya lahir.