Pentingnya Pendidikan Seksual untuk Remaja Putri, sebagai Cara Atasi Stunting

- 22 Desember 2022, 13:00 WIB

PR DEPOK - Annisa nur Aini seorang dokter spesialis anak mengatakan pentingnya pendidikan seksual untuk remaja putri, edukasi ini dapat mengatasi kasus stunting atau kekerdilan.

Edukasi ini dilakukan agar remaja putri dapat memahami proses kehamilan, dan pentingnya menjaga nutrisi selama kehamilan.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang dialami anak di bawah dua tahun, akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.

Cara mencegah paling ampuh adalah dengan memberi nutrisi cukup bagi ibu, ketika hamil atau setelah anak telah lahir.

Baca Juga: Tolak Penggusuran SDN Pondok Cina 1, Para Relawan Singgung Julukan Depok sebagai Kota Pendidikan

Namun ternyata stunting bisa dicegah dengan memberikan edukasi yang tepat, mengenai proses kehamilan kepada anak-anak di bangku sekolah khususnya siswa wanita.

Tujuannya agar siswa wanita sejak dini mengerti dan memahami pentingnya menjaga nutrisi untuk tubuh, sehingga ketika memutuskan akan berkeluarga dan hamil maka ia mampu memenuhi kebutuhan nutrisi ketika hamil atau bahkan setelah melahirkan.

Demikian kasus stunting bisa dicegah dan tidak bertambah.

Di Indonesia stunting menjadi salah satu masalah kesehatan yang terbilang serius, karena angkanya terbilang tinggi.

Baca Juga: Tinggi Kandungan Prebiotik dan Probiotik, Tempe Disebut Dapat Cegah Stunting Pada Balita

Berdasarkan hasil dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi Balita stunting sebesar 24,4 persen pada tahun 2021.

Artinya hampir seperempat Balita Indonesia mengalami stunting pada tahun lalu.

Pencegahan Stunting bisa dilakukan secara mandiri dan rutin oleh ibu hamil, menyusui, atau pun yang sedang merawat anaknya di 1000 pertama kehidupan.

Ibu hamil bisa mencegahnya dengan cara mengonsumsi makanan yang penuh gizi, memenuhi suplementasi harian dengan tablet tambah darah atau tentunya dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Baca Juga: Beda Anak Stunting dan Gizi Buruk, Apa Kaitannya dengan Pernikahan Dini? Simak Penjelasan Kepala BKKBN Berikut

Sementara untuk ibu yang menyusui anak di bawah usia dua tahun, hal yang bisa dilakukan adalah dengan terus memastikan bayi selalu mendapatkan ASI eksklusif.

Lalu untuk ibu yang merawat anak di bawah usia dua tahun hal yang bisa dilakukan dengan terus memastikan gizi anak sekaligus rajin mengecek kesehatan berupa pengukuran tinggi dan berat badan ke fasilitas kesehatan terdekat.

“Dulu kita tabu membahas pendidikan seks dini tapi, kalau mereka tidak diberitahu mereka tidak akan memiliki persiapan.

Kemungkinan terjadi kehamilan usia dini bahkan komplikasi kehamilan, itu fungsi edukasi mencegah itu terjadi,” kata dokter Annisa Nur Aini, SpA di Jakarta, Rabu. ***

Editor: Rahmi Nurfajriani

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah